Bersyukur Di Usia Senja

195
Harry Tjan Silalahi.
[HIDUP/Y. Prayogo]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Harry Tjan Silalahi genap berusia 80 tahun pada 11 Februari 2014. Ia berencana mengadakan syukuran atas rahmat ini dengan perayaan Ekaristi di Gereja St Stefanus Cilandak, Jakarta Selatan. Berikut petikan wawancara dengannya.

Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara panggilan menjadi seorang aktivis dan menjadi seorang beriman Katolik yang teguh?

Sebagai seorang aktivis dan sebagai orang Katolik harus berjalan seimbang. Kalau saya terlalu banyak aktif di luar, iman saya kering. Sebaliknya, jika saya hanya bergerak di sekitar altar Gereja, jiwa aktivis saya akan hilang. Saya menimba inspirasi dan semangat dari Gereja untuk aktivitas saya. Segala pengalaman dan semangat yang saya dapat dari luar, saya syukuri dengan datang ke Gereja dan mengikuti perayaan Ekaristi

Bagaimana Anda menjalani masa senja?

Selalu bersyukur. Masa kecil telah saya lalui dengan penuh gembira, masa muda telah saya jalani dengan penuh semangat dan menggairahkan, dan masa tua saya nikmati dengan penuh syukur. Tak perlu banyak mengeluh, tapi nikmatilah yang ada. Bersyukurlah untuk semua yang sudah kita lakukan dalam hidup ini.

Apa pesan Anda kepada generasi saat ini?

Masa muda saya, masa yang menggembirakan, masa yang menggairahkan. Saya hampir tidak punya waktu bersantai. Bahkan, saya hampir tak punya waktu untuk pacaran, karena memang tak punya duit untuk mengajak cewek jalan-jalan. Maka saya lebih banyak mengembangkan diri dan melakukan sesuatu yang berguna ba gi masyarakat. Saya harap agar anak muda sekarang lebih bersemangat untuk me ngembangkan diri. Jangan bersantai-santai! Masa muda hanya terjadi sekali, dan tak bisa terulang lagi. Manfaatkanlah masa itu sebaik mungkin!

Stefanus P. Elu

HIDUP NO.06 2014, 9 Februari 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here