Katolik di Tanah Suci

272
Bersama Raja Abdullah II.
[lpj.org]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Dalam sejarah Gereja modern, Tanah Suci sudah dikunjungi empat Paus, yakni: Paulus VI (4-6 Januari 1964), Yohanes Paulus II (20-26 Maret 2000), Benediktus XVI (8-15 Mei 2009) dan Fransiskus (24-26 Mei 2014).

Tanah Suci ialah terminologi yang diterapkan berdasarkan Kitab Suci; menunjuk pada tanah yang ditunjukkan Tuhan pada Abraham, Ishak, Yakub, para nabi dan tokoh-tokoh bangsa Israel lainnya. Selain itu, istilah ini juga merujuk pada tanah di mana Yesus lahir, tumbuh, berkarya, sengsara, wafat, dimakamkan dan bangkit. Maka Tanah Suci meliputi Israel dan Palestina, juga Yordania, Lebanon, Suriah dan Mesir.

Di Israel, Palestina dan Yordania, populasi umat Katolik sekitar 231.850 jiwa –sesuai data lansiran lpj.org, 8/4. Jumlah ini menurun sejak deklarasi pendirian Negara Israel tahun 1948 dan pendudukan Israel atas Tepi Barat dan Jalur Gaza tahun 1967. Invasi Israel atas Palestina dan teror aliran Islam radikal menambah jumlah eksodus umat Katolik ke luar Israel dan Palestina.

Umat Katolik di Tanah Suci terbagi dalam beberapa ritus, yakni Katolik Roma (Latin), Katolik Yunani, Katolik Siria, Katolik Armenia, Katolik Melkit, dll. Mereka hidup berdampingan dengan Yudaisme, Islam, Lutheran, Anglikan dan berbagai Gereja Orthodoks, seperti: Armenia, Yunani, Siria, Koptik, Ethiopia, Khaldea, Maronit, dll. Di sana terdapat 32 ordo/kongregasi pria, yang terbesar ialah Fransiskan dan Karmelit. Ordo/ kongregasi wanita tercatat sebanyak 73. Selain itu masih ada 20 lembaga hidup bakti lainnya. Untuk pendidikan calon imam dan on going formation di Israel, Palestina dan Yordania, terdapat empat seminari tinggi, empat Institut Kitab Suci, serta empat pusat studi lanjut dan penelitian.

Ordo/kongregasi itu mengelola biara, rumah sakit, sekolah, lembaga pendidikan lain, karya sosial, dll. Di Israel, Palestina dan Yordania, terdapat 11 rumah sakit Katolik. Sekolah Katolik berjumlah 118, ditambah sembilan Sekolah Luar Biasa dan 13 sekolah dengan panti asuhan, serta dua perguruan tinggi. Lembaga pendidikan ini melayani anak-anak, baik yang kristiani, muslim maupun Yahudi termasuk tenaga pendidik dan stafnya.

Untuk karya sosial, misi Katolik membuka delapan panti wredha. Tercatat sembilan lembaga sosial Katolik berskala internasional memasok dana dan membuka karya pelayanan di Israel, Palestina dan Yordania. Meski berbendera Katolik, mereka melayani masyarakat tanpa membedakan status sosial dan agama. Itulah sebabnya, Paus Fransiskus memuji kehadiran umat Katolik di Tanah Suci. Sekalipun minoritas dalam jumlah, kontribusi Gereja Katolik bagi rakyat di Tanah Suci amat besar.

R.B.E. Agung Nugroho

HIDUP NO.23, 8 Juni 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here