Rumah Penyelenggaraan Komunitas

830
Rumah Generalat: (duduk, ki-ka) Sr Herwida Sukmanajati ADM dan Sr Anita Nudu ADM, (berdiri, ki-ka) Sr Lusiana Winarti ADM, Sr Martina Ranna ADM, dan Sr Paskalia Aek Klau ADM.
[HIDUP/Ag. Suprimanto]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Salah satu generalat tarekat yang ada di Indonesia, yakni Generalat Suster Amalkasih Darah Mulia (ADM) di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Tahun 2014 merupakan tahun kedua Biara Dewan Pimpinan Umum atau Generalat Amalkasih Darah Mulia (ADM) resmi pindah ke Indonesia. ADM merupakan tarekat suster yang didirikan oleh Sr Seraphine di Sittard, Belanda, pada 1862. Sebelum pindah ke Indonesia pada 7 Juli 2012, Generalat ADM berada di Negeri Kincir Angin, Belanda.

Pada periode 2005 hingga 2011, Pemimpin Umum ADM adalah Sr Materna Wehrens ADM. Namun, pada akhirnya, Sr Sili Bouka ADM, kelahiran Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 10 Oktober 1955, didaulat untuk menggantikannya. Hal ini menjadi salah satu alasan kepindahan Generalat ADM dari Belanda ke Indonesia.

Saat HIDUP berkunjung ke Generalat ADM, Duren Sawit, Selasa, 18/3, Sr Sili Bouka ADM sedang berkunjung ke Eropa. Pada kesempatan tersebut, Sr Herwida Sukmajati ADM dan Sr Anita Nudu ADM, masing-masing Dewan I dan Dewan II, yang menemui.

“Perpindahan generalat sebenarnya telah lama dipikirkan dan dipersiapkan sebelum Kapitel (pertemuan internal tarekat) 2011. Dengan mempertimbangkan sebagian besar suster berada di Indonesia maka bila Pemimpin Umum orang Indonesia, generalat akan pindah ke Indonesia,” ungkap Sr Herwida. Sr Anita menambahkan, “Dipilih di Jakarta agar cukup berjarak, baik dengan provinsi maupun regio. Selain itu, agar ada aktivitas lain juga yang bisa kami kerjakan karena gerak kami di sana sudah terbatas.”

Suasana Generalat
Pagi itu, saat HIDUP berkunjung ke Generalat ADM, rumah tampak sepi. Dilihat dari luar, rumah generalat ini sama seperti rumah lainnya. Bahkan, orang yang pertama kali berkunjung tidak akan mengira bahwa rumah tersebut merupakan tempat untuk menyelenggarakan komunitas ADM seluruh dunia. Hanya saja yang membedakannya, ada tulisan “Susteran ADM” pada nomor rumah yang tertempel di pagar depan.

Tak lama kemudian, seorang perempuan muda, tidak menandakan seorang suster, membuka gerbang dan mempersilakan HIDUP masuk. Rumah yang berwarna dominan krem tersebut terlihat asri karena dihiasi banyak tanaman. Ketika masuk kedalam, terlihat rumah itu terbagi dalam beberapa bagian; kapel, beberapa kamar tidur, beberapa ruangan yang digunakan untuk kerja para suster, garasi, dan ruang santai dengan beberapa kursi dilengkapi satu televisi di depannya, berdekatan dengan ruang makan. Ada taman doa kecil tersembul di bagian tengah rumah.

Tidak seperti kantor pada umumnya, tidak terlalu tampak aktivitas penghuninya. “Di rumah ini hanya ada enam orang. Lima suster dan satu mbak manis yang mem bantu di sini,” kata Sr Herwida. Jelas, yang membuka gerbang dan mempersila kan masuk di awal tadi memang bukan seorang suster. “Di sinipun tidak ada satpam. Para satpam yang berada di gereja dan satpam perumahan di samping yang siap menjaga kami,” tambah Sr Herwida sambil tertawa.

Lebih lanjut, Sr Herwida menjelaskan kelima suster tersebut adalah Sr Sili Bouka ADM (Pemimpin Umum), Sr Herwida Sukmanajati ADM (Dewan I), Sr Anita Nudu ADM (Dewan II), Sr Lusiana Winarti ADM, dan Sr Paskalia Aek Klau ADM. “Generalat itu, menurut kami, sebagai tempat tinggal pemimpin umum dan dewan, serta beberapa suster lain untuk menyelenggarakan komunitas,” Sr Anita menambahkan.

Aktivitas di Generalat
Meski rumah tampak sepi, berbagai aktivitas dilakukan untuk menyelenggarakan komunitas yang tersebar di beberapa negara tersebut. Sr Anita mengatakan bahwa Tarekat ADM hanyalah komunitas kecil. ADM tersebar dalam beberapa bagian, yakni Provinsi Indonesia, mencakup wilayah Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Jakarta, dan Keuskupan Purwokerto; Regio Timur mencakup wilayah Timor Leste, dan Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula Sumba; dan Regio Eropa mencakup wilayah Belanda dan Jerman. “Jumlahnya hanya 188 suster,” kata Sr Anita.

Para suster yang tinggal di generalat mempunyai aktivitas masing-masing. Sr Anita memaparkan bahwa aktivitas pagi dimulai dengan berdoa dan ibadah pagi di Gereja St Anna, Duren Sawit, persis di depan generalat. “Terus kami sarapan bareng, selanjutnya masuk ruangan masing-masing untuk mengurus pekerjaan. Saya tidak tahu apa yang dikerjakan masing-masing suster,” papar Sr Anita.

Sesuai tugas yang diemban, pemimpin umum bersama dewan umum memikul tanggung jawab tertinggi, yakni memperhatikan kepentingan kongregasi secara keseluruhan. Selain itu, juga mengusahakan pembaruan kongregasi secara batiniah dan memperhatikan agar keputusan kapitel umum dilaksanakan.

“Kalau rapat di rumah ini, ya semacam sidang MPR. Kami bertiga, kemudian dua dewan lainnya yang masing-masing didelegasikan di Jerman dan Belanda juga hadir di sini secara berkala.” Singkatnya, yang dikerjakan di generalat adalah tugas-tugas kepemimpinan dan administratif. Minimal satu kali dalam setahun, biasanya selama satu bulan, pemimpin umum berkunjung ke daerah lain.

Sr Herwida mengisahkan bahwa kelima suster yang tinggal di generalat mempunyai tugas dan peran masing-masing. “Sr Sili sebagai pemimpin umum tarekat, ya mengkoordinasi jalannya komunitas yang tersebar di berbagai tempat yang di sebutkan tadi. Sedangkan saya dan Sr Anita membantu beliau,” tutur Sr Herwida. Sementara Sr Lusiana dan Sr Paskalia yang paling sering terlibat dengan umat sekitar, baik di paroki maupun lingkungan. “Jadi, yang sering dikangeni umat itu Sr Lusiana dan Sr Paskalia,” tambah Sr Herwida sambil tertawa.

Selain kegiatan penyelenggaraan komunitas, para suster juga tak lepas dari kegiatan diluar generalat. Para suster aktif mengabdikan diri kepada tugas yang harus dipenuhi Gereja di dunia, serta membuka mata terhadap kebutuhan-kebutuhan iman. “Maka, para suster terlibat dalam kegiatan bersama umat paroki, lingkungan, memberi renungan, rekoleksi, mengirim komuni, serta apa yang dibutuhkan umat yang juga mampu kami buat. Misalnya, seminar kesehatan dan pengobatan alternatif. Ya… sifatnya aksidental,” tutup Sr Anita.

Jumlah Suster ADM
1. Provinsi Indonesia: Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Jakarta, dan Keuskupan Purwokerto
. Postulan : 11 orang
. Novis : 11 orang
. Yunior : 16 orang
. Usia 31-60 th : 56 orang
. Usia 61-85 th : 20 orang
. Usia di atas 85 th : –

2. Regio Timur: Timor Leste, Keuskupan Atambua, Keuskupan Weetebula .
. Postulan : –
. Novis : –
. Yunior : 6 orang
. Usia 31-60 th : 30 orang
. Usia 61-85 th : 7 orang
. Usia di atas 85 th : –

3. Regio Eropa: Jerman dan Belanda . Postulan :
. Novis : –
. Yunior :-
. Usia 31-60 th : 4 orang
. Usia 61-85 th : 17 orang
. Usia di atas 85 th : 10 orang

*) Data Generalat ADM, per Maret 2014

Ag Suprimanto

HIDUP NO.14 2014, 6 April 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here