Merajut Kebersamaan

93
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Pada masa pemilihan presiden, sebagian besar dari kita mungkin merasa tegang, gelisah, seperti ada pemisah antara “kita” dan “mereka”, ada persaingan yang begitu ketat, dan lain-lain. Dalam setiap kompetisi, kegelisahan dan aroma persaingan demikian tentu saja wajar. Namun, menjadi tidak wajar ketika selesai kompetisi, kegelisahan terus saja menggebu-gebu. Atau lebih parah lagi, antar pendukung kandidat masih saja tidak terima kekalahan, bahkan saling bertengkar dan adu mulut antar sesama saudara sendiri.

Pemilihan presiden (Pilpres) kali ini bisa dikatakan cukup dramatis, menegangkan, termasuk yang paling brutal, dan juga cukup membelah berbagai kelompok masyarakat yang ada. Tiap pasangan memiliki kubu dan pendukung masing-masing. Tak heran, persaingan kedua kubu kian hari memanas, terlebih pasca Pilpres berlangsung.

Pilpres telah lewat. Sudah waktunya bagi kita untuk berkonsentrasi kembali dalam kegiatan dan pekerjaan masing-masing. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bagaimana kita turut berkontribusi pada pembangunan bangsa dan kemajuan masyarakat Indonesia ke depan.

Satu hal yang patut direnungkan dari proses Pilpres kemarin adalah kesukarelaan yang ditunjukkan banyak warga masyarakat untuk mendukung satu pasangan kandidat. Banyak dari para relawan tak memikirkan sesuatu yang nanti akan mereka dapatkan, namun mereka dengan gigih menyumbangkan pikiran, tenaga, serta materi untuk mendukung calonnya. Ternyata, ada banyak warga masyarakat yang mau terlibat untuk ikut memperbaiki Indonesia.

Semangat seperti ini harus dipelihara dan terus dijaga momentumnya. Kita semua ingin Indonesia yang lebih baik, warga lebih sejahtera, negara lebih berwibawa sekaligus melindungi seluruh warga. Tentu saja, untuk membangun negara ini, tak mungkin kita melakukan sendiri. Untuk itu, kita semua harus bahu-membahu, bergandengan tangan.

Kita perlu memisahkan yang telah terjadi pada proses kampanye dan Pilpres yang lalu. Mari kita menengok ke depan, dan bertanya: “Apa yang bisa kita sumbangkan bagi negeri ini?” Banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran. Kita berharap pelajaran kali ini akan membuat masyarakat sebagai bangsa menjadi lebih cerdas, lebih matang. Kita pun mengetahui, betapa mudah kampanye hitam dilakukan berbagai pihak dan kondisi ini seolah tak ada yang dapat melawan.

Kita juga dapat melihat, betapa repot ketika media massa melakukan keberpihakan kepada salah satu kubu, sehingga mengaburkan fungsi informasi kepada publik yang sesungguhnya. Banyak warga masyarakat terombang-ambing, karena isi media massa yang demikian bias, hanya menjelaskan satu sisi dari suatu peristiwa, apalagi jika informasi itu persis kebalikan.

Sebenarnya, ada banyak contoh lain dari Pilpres lalu. Namun, kita perlu melihat sejumlah hal tadi sebagai suatu cara untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang dari pelaksanaan Pilpres. Dan sebaliknya, perlu mengapresiasi atas segala hal yang telah terjadi, baik pada saat masa kampanye, Pilpres, dan pasca Pilpres.

Masyarakat Indonesia perlu bersatu kembali, menghormati keputusan siapapun yang menjadi Presiden, dan terus membangun negeri. Kita perlu bersama-sama menggulung lengan baju untuk membangun negeri ini. Mari kita lupakan pertengkaran hari kemarin, mengubur perbedaan ideologi antara kedua belah kubu, dan berlomba-lomba menghasilkan kebaikan untuk Indonesia!

Masyarakat juga pasti sangat lelah dengan pertarungan antar elit, dan sebaliknya mereka berharap kandidat yang menang akan merealisasikan janji-janji. Kita perlu mendewasakan diri, mendewasakan demokrasi, dan semakin melembagakan arah demokrasi. Kini, sudah waktunya kita bekerja sama lagi!.

Ignatius Haryanto

HIDUP NO.31, 3 Agustus 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here