Suami Kurang Bergairah

630
2.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh yang baik, pada Februari 2014, saya menikah dengan pria yang umurnya dua tahun lebih muda. Namun sayang, sampai saat ini, saya jarang disentuh. Bahkan, saat berhubungan, suami tidak pernah sampai klimaks dengan alasan capek. Saya sungguh merasa tidak bahagia baik lahir maupun batin. Rasanya, saya ingin bercerai saja. Mohon nasihat dan jalan keluar.

Desi, Jakarta

Saya yakin, Ibu Desi sudah memahami prinsip perkawinan Katolik yang tak terceraikan. Memang, perkawinan Katolik bisa saja dibatalkan dengan alasan tertentu. Salah satunya adalah jika terbukti bahwa suami atau istri mengalami impotensi seksual sebelum perkawinan. Tetapi, alasan ini jarang digunakan untuk pembatalan perkawinan, karena pada waktu pemeriksaan kanonik, Pastor tentu sudah meneliti kondisi kedua calon pengantin tentang kemampuan seksualnya. Bila pada waktu itu ditemukan ada pihak yang tidak mampu secara seksual, maka bisa dipastikan Pastor tidak akan memberi izin untuk menikah.

Ada kemungkinan, impotensi itu terjadi sesudah perkawinan berlangsung. Apakah ini bisa dipakai sebagai alasan untuk membatalkan perkawinan? Jawabnya tidak. Jadi kalau Ibu ingin membatalkan perkawinan dengan alasan suami tidak mampu melakukan hubungan seksual, Ibu harus membuktikan pada Hakim Tribunal Gereja bahwa suami sudah mengalami impotensi sebelum perkawinan berlangsung.

Kalau Ibu merasa tidak bahagia, karena suami kurang bisa memberi kepuasan lahir batin, masalah ini bisa diatasi dengan mencari bantuan kepada Tim Pendamping Keluarga Paroki atau Pusat Pendampingan Keluarga yang biasanya diselenggarakan oleh para Pastor Misinonaris Keluarga Kudus (MSF). Di situ, Ibu bisa mendapatkan pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup berkeluarga.

Sebelum Ibu melangkah ke sana, ada beberapa hal yang perlu dilakukan terlebih dulu. Cobalah introspeksi diri, apakah Ibu sudah berusaha menstimulasi gairah suami melalui penampilan di rumah? Hal ini perlu, karena seorang pria butuh stimulus, baik melalui pandangan, elusan, bau, suasana, dll, untuk membangkitkan gairahnya. Kalau jawabannya belum, maka saya sarankan Ibu berdandan agak terbuka, melakukan kontak badaniah dengan mengelus atau memeluk, memilih deodoran yang bisa membangkitkan gairah, serta menciptakan suasana romantis di rumah.

Bila suami mengeluh capek, sehingga ia tidak bisa mencapai klimaks dan memuaskan, maka Ibu perlu introspeksi diri apakah selama ini sudah mencoba untuk mengajak hubungan intim pada waktu suami sedang tidak lelah? Gairah seksual pria juga ditentukan oleh kondisi fisik dan psikisnya. Bila kondisi fisik dan psikisnya tidak baik, gairah dan potensi seksualnya pun menurun. Karena itu, ajaklah suami untuk berolahraga, makan makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga kebugaran tubuhnya dan tubuh Ibu sendiri.

Selain itu, beri suami kesempatan untuk melepas lelah sepulang kerja. Bila perlu, bantu dengan melakukan pemijatan sambil memberi suasana romantis. Selain itu, Ibu juga bisa mencoba untuk mengajak melakukan hubungan ketika sedang liburan. Stres kerja yang dialami pria juga bisa menurunkan gairah. Maka dari itu, bila suami mengeluhkan tekanan pekerjaan, Ibu bisa membantu dengan mendengarkan dan memberi masukan untuk mengatasi tekanan tersebut, sehingga beban tekanan pekerjaan akan terasa lebih ringan.

Hal terpenting yang perlu Ibu perhatikan adalah jangan pernah menilai negatif atau bahkan mengejek terhadap ketidak-mampuannya mencapai klimaks atau kegagalannya memuaskan. Karena, hal ini akan memperparah keadaan. Untuk menjaga potensi dan gairah pria terhadap pasangannya, juga sangat ditentukan oleh umpan balik yang diberikan oleh pasangan. Bila penilaian itu positif, maka ia akan makin bergairah dan akan makin berusaha meningkatkan potensi. Demikian pula sebaliknya, bila penilaian negatif yang diperoleh, maka ia akan kehilangan gairah, sehingga akan makin menjaga jarak dan makin ‘dingin’.

Bahan-bahan renungan ini akan sangat membantu Tim Pendamping Keluarga untuk membantu Ibu menyelesaikan masalah dengan suami. Berkah Dalem.

Drs George Hardjanta MSi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here