Jangan Lupakan Anak Migran

111
Paus Fransiskus memeluk seorang anak migran usai audiensi di Vatikan, Sabtu, 14/11.
[www.abc.net.au.com]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comPasca aksi teror Paris, Bapa Suci mengajak umat Katolik memandang anak-anak migran sebagai gambaran Yesus dalam Keluarga Kudus Nazareth. Paus mengingatkan, anak-anak migran butuh perlindungan dan pendidikan.

Paus Fransiskus mengundang umat Katolik Eropa agar peduli pada anak-anak kaum migran. Ia mengkritik pemikiran masyarakat Eropa tentang kaum migran. Menurutnya, apapun situasinya, kedatangan mereka bukan atas kehendak sendiri. Mereka datang bersama anak-anak yang tak tahu-menahu soal kekerasan. “Merekalah anak-anak Allah, martabat Ilahi telah melekat dalam diri mereka sejak awal,” ujarnya.

Bapa Suci mengatakan hal itu dalam audiensi bertepatan dengan ulang tahun ke-35 Jesuit Refugee Service (JRS) di Vatikan, Sabtu 14/11, sehari pasca aksi teror di Paris. Diduga, ekstrimis Islam sebagai pelaku setelah ditemukan sebuah paspor berkebangsaan Suriah di lokasi kejadian dan serangkaian penangkapan.

Peduli Pendidikan
Chaos di Paris membuat Uni Eropa mengevaluasi dan memikirkan kembali kebijakan menerima para migran pencari suaka. Uni Eropa yakin, banyak aksi teror dan kekerasan selama ini adalah ulah ekstrimis Islam dari negara asal para migran.

Bapa Suci berusaha meluruskan penilaian itu. Semua orang perlu memahami kaum migran secara benar, khususnya anak-anak mereka. Merekalah pancaran wajah Allah. Tak ada seorang pun berhak menolak dan menelantarkan titipan Tuhan. “Kita tak bisa membiarkan wajah Allah hilang dari anak-anak. Yang patut disalahkan adalah mereka yang mengabaikan kerukunan,” tegas Bapa Suci seperti dilansir Radio Vatikan 14/11.

Ungkapan Bapa Suci ini senada dengan harapan pendiri JRS sekaligus mantan Jenderal Jesuit, alm. Pater Pedro Arrupe SJ. Semua orang diundang melayani para pengungsi, baik secara jasmani maupun rohani. Kebutuhan mendesak mereka bukan hanya makanan dan tempat tinggal, tapi juga penghargaan martabat sebagai manusia citra Allah.

Tak heran jika salah satu fokus karya JRS adalah pendidikan anak-anak migran. JRS hadir sebagai wujud nyata menyambut Tahun Rahmat, dengan program unggulan memfasilitasi pendidikan anakanak migran.

Spiritualitas Keluarga Kudus
Bapa Suci justru memuji JRS. Menurutnya, JRS banyak membantu Gereja dan pemerintah dalam usaha melayani dan membela hak-hak kaum migran. “Saya berpikir, JRS telah terbuka melayani para migran dari berbagai negara, seperti Republik Demokratik Kongo, Suriah, Afganistan, dan Republik Afrika Tengah. Terima kasih karena Anda telah menerima mereka yang berbeda keyakinan dan agama,” ujarnya. Bapa Suci merefleksikan, sudah saatnya anak-anak migran mengalami kebahagiaan dan kebebasan.

Menurutnya, semangat melayani anak-anak harus dilandasi spiritualitas Keluarga Kudus Nazareth. Anak-anak migran seperti Yesus, di mana Maria dan Yusuf berusaha menyelamatkan-Nya dengan melarikan diri dari kekejaman Herodes.

Keluarga Kudus menjadi cermin keluarga migran saat ini. Mereka berusaha melarikan diri dari berbagai situasi yang melanda negara asal mereka. “Dengan memberi kesempatan bagi anak-anak mereka untuk mencecap pendidikan, kita berpartisipasi dalam semangat Keluarga Kudus. Berbagialah orang yang murah hatinya, karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah,” kata Bapa Suci.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here