Myanmar Peduli Lingkungan

84
Evakuasi para pekerja korban longsoran tambang batu giok di Kachin, Myanmar.
[www.latimes.com]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Uskup Myitkyina, Myanmar, Mgr Francis Daw Tang mengungkapkan keprihatinannya atas bencana tanah longsor akibat aktivitas penambangan batu giok oleh perusahaan batu giok di Negara Bagian Kachin, Myanmar Utara, Sabtu 21/11. Menurutnya, bencana itu adalah kesalahan pemerintah dan perusahaan tambang karena mereka telah mengabaikan sistem keamanan dengan tidak mengelola pembuangan limbah pabrik ke tanah secara benar. Tragedi ini mengakibatkan sedikitnya 113 orang tewas.

Mgr Tang juga mengkritik sistem pembayaran upah yang tidak adil bagi para pekerja. Sebagian besar pekerja adalah pendatang dari seluruh penjuru Myanmar. Mereka bekerja keras berjam-jam, tapi hanya dibayar sangat kecil. “Kami menghormati martabat manusia, termasuk para pekerja yang datang dari seluruh negeri, yang bekerja berjam-jam, tapi mendapat upah amat minim,” ujar Mgr Tang, seperti dikutip Radio Vatikan 23/11.

Mgr Tang berharap, pemerintah bertanggungjawab atas bencana ini. Bila tidak diperhatikan dengan baik, kemungkinan bencana seperti ini terjadi lagi. Selain itu, penambangan batu giok telah merusak lingkungan hidup, “rumah kita bersama”.

Katchin adalah kota industri penghasil batu giok berkualitas tinggi. Kendati begitu, infrastruktur wilayah ini amat terbatas; banyak jalan berlobang; listrik pun sering padam. Wilayah ini terkenal karena maraknya transaksi heroin. Banyak batu giok bernilai tinggi tidak digunakan pemerintah untuk membangun wilayah ini. Namun, kebanyakan bebatuan mahal itu justru diselundupkan keluar Myanmar.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here