DUTA BESAR INDONESIA BERTEMU PAUS

HIDUPKATOLIK.com – Paus Fransiskus menyambut Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Antonius Agus Sriyono, Senin, 21/3. Agus Sriyono menyerahkan surat kepada Paus dalam upacara resmi di Vatikan. Dalam pertemuan singkat itu, Agus Sriyono didampingi sang istri Astuti Retno Widiati.

Agus Sriyono mengemban tugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan sejak dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo, pertengahan Januari lalu. Ia menggantikan posisi yang selama ini diemban Budiarman Bahar. Agus tercatat sebagai Duta Besar untuk Vatikan beragama Katolik yang kedua sepanjang sejarah hubungan Indonesia-Vatikan. Sebelum menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, umat Paroki St Bartolomeus Taman Galaksi, Bekasi ini, berkarya sebagai Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI. Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 17 Mei 1957 ini juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga (2010-2013).

Dalam pertemuan sebelum berangkat ke Vatikan, awal Februari lalu, Agus Sriyono menjabarkan misinya. Ia berencana mengembangkan diplomasi budaya yang dijabarkan dalam tiga matra, yakni dialog antaragama, penampilan budaya, serta mengembangkan museum etnografi yang melukiskan pluralitas Indonesia.

Hubungan Indonesia dengan Takhta Suci Vatikan telah terjalin lama. Vatikan menjadi salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada 1947, Vatikan mendirikan sebuah Delegasi Apostolik di negara yang mayoritas berpenduduk Islam ini. Pada 16 Maret 1950, Vatikan meresmikan Internunsiatur Apostolik yang statusnya menjadi Nunsiatur Apostolik pada 7 Desember 1966. Indonesia pun menyambut dengan menugaskan Sukardjo Wigjopranoto sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan. Hubungan Indonesia-Vatikan terjalin baik. Presiden Sukarno mengunjungi Vatikan dan bertemu Paus empat kali. Sementara dua Paus telah mengunjungi Indonesia, yakni Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.

Y. Prayogo