PMKRI BERSATU JADI GARAM DAN TERANG

336
Mgr Anton memberkati Pengurus Pusat PMKRI 2016-2018.
[HIDUP/Edward Wirawan]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comPengurus Pusat PMKRI dilantik. Saatnya bekerja untuk Gereja dan Tanah Air. PMKRI mesti fokus kepada visi perjuangan, tidak berkutat masalah internal organisasi.

Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin berpesan kepada anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) agar kembali menemukan jati diri, salah satunya lewat visi dan misi PMKRI yang sangat mulia. Semangat PMKRI tercermin dalam slogan misioner Pro Ecclesia et Patria. “Tetapi PMKRI tidak akan memenuhi slogan misionernya jika tidak tahu apa yang diinginkan Gereja. Yang diinginkan Gereja adalah yang disampaikan Paus bukan dengan perkataan tetapi dengan keteladanan yang luar biasa,” kata Mgr Anton dalam pelantikan Pengurus Pusat PMKRI periode 2016-2018 di Margasiswa Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 18/3.

Mgr Anton mengutip Evangelii Gaudium, Laudato Si’, dan Misericordiae Vultus. Menurutnya, PMKRI dalam segala tindak-tanduk harus mengacu kepada nilai dan ajaran Gereja serta dasar dan aturan negara. “Pro Ecclesia et Patria tidak cukup diteriakkan dengan keras, tetapi juga harus diperjuangkan. Semoga Anda makin bijaksana, benar, baik, dan sahih, sehingga PMKRI sungguh menjadi tanda belas kasih bagi masyarakat dan Gereja.”

Ketua PP PMKRI terlantik, Angelius Wake Kako sepakat dengan Mgr Anton. Katanya, “PMKRI siap menjadi garam dan terang di tengah kehidupan bangsa yang jauh dari rasa solidaritas dan kasih antarsesama serta berbagai ketimpangan sosial di Indonesia.” Mahasiswa Pascasarjana Program Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia ini juga menyoroti tantangan bangsa dan Gereja. Ia mengatakan, keterlibatan orang muda dalam dinamika bangsa dan negara mutlak diperlukan. PMKRI perlu menggaungkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai perekat kesatuan bangsa.

Pelantikan pengurus baru PMKRI ini sudah melewati proses yang matang. Bermula dari Kongres ke-29 dan Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) ke-28 di Cibubur, Januari silam. Kongres ini menjadi ajang penyatuan PMKRI, di mana semua cabang PMKRI hadir mengikuti kongres dan MPA. Hal ini membawa kegembiraan tidak hanya bagi kader tetapi juga alumni atau anggota penyatu. Paulus Januar menilai, penyatuan PMKRI, setelah sekian lama berkonflik sebagai titik penting bagi organisasi. “PMKRI bisa fokus dengan visi perjuangan, tidak lagi berkutat dalam masalah internal,” ujar Paulus Januar.

Sementara Sebastian Salang menginginkan, “Syukur atas penyatuan PMKRI belum cukup. Tantangan PMKRI ke depan adalah menarik anak-anak zaman sekarang agar terlibat. Perlu strategi yang kreatif agar mahasiswa tertarik masuk PMKRI,” katanya.

Edward Wirawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here