PAUS : GEREJA HARUS BERKOTOR TANGAN

358
Ignasius Jonan berbincang dengan Kardinal Darmaatmadja dan Mgr Filipazzi dalam acara Syukur Tiga Tahun Kepemimpinan Paus Fransiskus.
[HIDUP/Maria Pertiwi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comPaus Fransiskus sudah tiga tahun memimpin Gereja Katolik. Ia memberi teladan Gereja yang mesti berkotor tangan untuk menjumpai orang miskin.

PADA hari biasa gedung Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia sepi dan hening. Berbeda yang terjadi pada Rabu petang akhir Juni lalu. Ruang tengah gedung itu dipadati umat, imam, suster, dan uskup. Tidak kurang dari 10 uskup di Indonesia berbaur bersama umat. Sementara di pintu utama menuju ruang tengah, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Antonio Guido Filipazzi tak lelah mengurai senyum menyapa tiap orang yang datang.

Petang itu, Mgr Filipazzi sebagai perwakilan Takhta Suci Vatikan di Indonesia menggelar acara syukur tiga tahun masa kepemimpinan Paus Fransiskus. Paus yang terpilih pada konklaf, 13 Maret 2013 ini menggantikan pendahulunya Paus Benediktus XVI. Gereja Katolik Indonesia pun turut mensyukuri rahmat penggembalaan Paus Fransiskus.

Uskup Agung Emeritus Jakarta Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ datang dari Girisonta, Jawa Tengah, untuk menghadiri acara syukur tersebut. “Ketika saya dikabari beberapa bulan yang lalu, saya menjawab ‘ya, saya pasti datang’. Saya ingin menghormati Paus Fransiskus,” ujarnya. Kardinal Darmaatmadja menilai, Paus Fransiskus ingin mengarahkan Gereja kepada pelaksanaan iman. Ia menghendaki Gereja bergerak. Gerak Gereja itu adalah gerak sebagai ibu yang mengasihi semua anggota keluarga, sehingga semua orang merasa ada dalam Gereja, ada dalam lingkungan ibu. “Maka sangat penting bagi saya hadir bersama rekan-rekan uskup dan iman untuk menampilkan sikap itu kepada umat, sehingga umat semakin merasa mempunyai ibu yang memperhatikan mereka,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC mengatakan, acara syukur ini merupakan tanda kesetiaan dan ketaatan Gereja Katolik Indonesia kepada Paus Fransiskus. “Saya berharap Gereja Katolik Indonesia bisa melaksanakan keprihatinan-keprihatinan Paus Fransiskus. Gereja harus rela berkotor tangan seperti yang selama ini ia lakukan. Yang dibutuhkan hari ini adalah suara kenabian dalam memperjuangkan hak hidup, terutama penghapusan hukuman mati. Keadilan harus dipasangkan dengan belas kasih, kebenaran harus dipasangkan dengan pengampunan, kebenaran tetap ditegakkan, tetapi harus memberi tempat kepada pengampunan.”

Mgr Filipazzi mengapresiasi dukungan umat Katolik Indonesia kepada Paus Fransiskus. “Saya baru saja bertemu dengan Paus. Saya bercerita banyak tentang Gereja Katolik Indonesia. Beliau sangat senang mendengarkan,” ujar Mgr Filipazzi dalam sambutan sebelum makan malam. Acara syukur yang bertepatan dengan Hari Raya Petrus dan Paulus ini juga dihadiri Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan.

Stefanus P. Elu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here