DEMI INDONESIA, ATURAN LITURGI “DILANGGAR”

450
Mgr Suharyo sedang menerima persembahan dalam Misa HUT Proklamasi Indonesia di lingkungan Keuskupan TNI/Polri.
[HIDUP/Edward Wirawan]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – DALAM Tata Liturgi Gereja Katolik, warna kasula selalu sama dengan warna stola. Misal jika warna kasula merah, maka warna stola juga merah. Tetapi dalam Misa syukur ulang tahun ke-71 RI, di Gereja Katedral Jakarta pada Kamis,18/8, aturan itu “dilanggar”.

Uskup Militer Indonesia, Mgr Ignatius Suharyo bersama imam konselebran lain mengenakan kasula putih dan stola berwarna merah. “Demi Indonesia dan Pancasila, aturan liturgi ‘dilanggar’,” ujar Mgr Suharyo disambut tepuk tangan dari sekitar 500 umat yang hadir. Namun Mgr Suharyo menegaskan tak bermaksud untuk melanggar aturan liturgi. Baginya, itu adalah ekspresi cinta tanah air atau rasa nasionalisme. “Kita harus menyadari, cinta tanah air adalah sebuah tanggung jawab.”

Liturgi, terang Uskup Agung Jakarta, ada tingkatannya. Tingkatan paling biasa disebut peringatan. Tingkatan kedua adalah peringatan wajib. Tingkatan paling meriah adalah perayaan. “Proklamasi kemerdekaan Indonesia masuk kategori perayaan,” ujarnya. Mgr Suharyo merefleksikan, hal itu menunjukkan betapa besar Gereja Katolik ingin bersama-sama mensyukuri anugerah kemerdekaan Republik Indonesia.

[nextpage title=”DEMI INDONESIA, ATURAN LITURGI “]

Mgr Suharyo sedang menerima persembahan dalam Misa HUT Proklamasi Indonesia di lingkungan Keuskupan TNI/Polri.[HIDUP/Edward Wirawan]
Mgr Suharyo sedang menerima persembahan dalam Misa HUT Proklamasi Indonesia di lingkungan Keuskupan TNI/Polri.
[HIDUP/Edward Wirawan]
Perayaan hari itu memang berbeda dari biasanya. Misa diawali dengan pemberkatan dan pendupaan bendera Merah Putih di pintu utama Katedral, lalu bendera diarak ke depan altar. Perwakilan TNI dari tiga matra dan Polri mengiringi prosesi ini, sementara umat mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Dalam khotbahnya, Mgr Suharyo mengajak seluruh TNI dan Polri terus bekerja nyata demi bangsa dan negara. Kerja nyata sebagai wujud rasa cinta tanah air tampak dalam sikap patuh hukum, solider dan toleransi. Usai Misa, para prajurit mendapatkan hadiah Rosario Merah Putih dari Mgr Suharyo.

Misa ini diadakan oleh Keuskupan TNI/POLRI (Ordinariatus Castrensis Indonesia, OCI). Tujuh imam yang menjadi konselebran dalam Misa ini adalah para gembala yang menebar “jala” di lautan pastoral TNI/Polri seperti Romo Stanislaus Sutopanitro hingga Romo Rofinus Neto Wuli, Pastor Bantuan Militer (Pasbanmil) Keuskupan TNI/POLRI saat ini.

Edward Wirawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here