Koordinator BPNPKKI Endie Rahardja: Selamat Jalan Romo Koelman yang Rendah Hati

475
Andreas Endie Rahardja saat mengunjungi Romo Koelman di Rumah Sakit. (Dok. Pribadi)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Kabar duka meninggalnya Romo Gerardus Koelman SJ pada Sabtu, 3/12, telah terdengar oleh Koordinator Badan Pelayanan Nasional- Persekutuan Karismatik Katolik Indonesia (BPNPKKI) Andreas Endie Rahardja. Di sela-sela acara Karismatik di Surabaya, melalui telepdon Andreas Endie Rahardja berkenan membagikan pengalaman hidupnya bersama dengan Romo Koelman yang pernah menjadi moderator PKKI-Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) kepada Redaksi HIDUPKATOLIK.com.

Endie-sapaan Andreas Endie Rahardja mengenal Romo Koelman saat menjabat sebagai  moderator Badan Pelayanan Keuskupan-Pembaruan Karismatik Katolik (BPK-PKK) di KAJ. Saat itu Endie juga menjabat sebagai koordinator BPK-PKK KAJ. Menurut Endie, Romo Koelman adalah pribadi yang sangat rendah hati. Ketika Romo Koelman ditugaskan menjadi moderator BPK-PKK KAJ sebenarnya ia merasa belum dapat memahami tentang pembaruan karismatik. “Ia pernah mengatakan kepada saya sambil bergurau, anggur yang baru tidak cocok ditempatkan di kantong yg tua,” ungkap Endie.

Meskipun susah untuk memahami tentang pembaruan karismatik, menurut Endie, Romo Koelman tetap setia dan terus mendampingi para pengurus BPK-PKK KAJ dengan selalu hadir dalam setiap pertemuan yang diadakan. Meskipun Romo Koelman sedikit memberikan komentar-komentar ataupun tanggapan-tanggapan dalam pertemuan BPK-PKK KAJ tetapi Romo Koelman dengan serius mendampingi para pengurus juga selalu hadir dalam kegiatan.

“Disitulah kami melihat kerendahan hati seorang Romo Koelman. Ketika beliau tidak lagi menjadi moderator, beliau juga seperti merasa kehilangan sahabat-sahabatnya di Pembaruan Karismatik Katolik. Hal itu terlihat dalam kata-kata beliau setiap kali diminta kembali untuk memimpin Misa di gedung Shekinah. Dia mengatakan bahwa senang sekali karena dapat berjumpa kembali dengan orang-orang yang penuh dengan sukacita,” ujar Endie.

Andreas Endie Rahardja bersama istri ketika mengunjungi Romo Koelman. (Dok. Pribadi)
Andreas Endie Rahardja bersama istri ketika mengunjungi Romo Koelman. (Dok. Pribadi)

Dengan meninggalnya Romo Koelman ini, Endie sungguh merasa kehilangan Gembala yang sangat baik hati dan rendah hati. Dalam wawancara melalui telepon, bahkan Endie sempat menghentikan suaranya (terdengar sesenggukan) karena terkenang Romo Koelman.

Sebelum Romo Koelman meninggal, Endie juga sempat berkunjung ke Rumah Sakit Elisabeth Semarang, Jawa Tengah dan biarpun dalam kondisi dipasangi selang-selang, Romo Koelman masih mengenali Endie. “Saya senang sekali dikunjungi Pak Endie. Saya sudah cukup melayani Tuhan,” tutur Endie menirukan pesan Romo Koelman.

Andreas Endie Rahardja bersalaman dengan Romo Koelman. (Dok. Pribadi)
Andreas Endie Rahardja bersalaman dengan Romo Koelman. (Dok. Pribadi)

Saat itu Endie sungguh merasa sedih Karena Romo Koelman dipasangi selang-selang di sekujur tubuhnya. “Pengobatan itu tentu langkah yang terbaik untuk Romo Koelman. Dan ketika saya mendengar kabar ini, saya mengatakan dalam hati: Selamat jalan Romo Koelman. Semoga Romo berbahagia di rumah Bapa di surga,” pungkas Endie.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here