Malam Cahaya Bagi Pahlawan Devisa

267
Lilin-lilin yang menyala untuk mendoakan para korban human trafficking.
[Cornelis Selan]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - Lilin-lilin itu dinyalakan untuk mengingat mereka yang jadi korban “human trafficking”. Perdaganan manusia adalah salah satu bentuk kejahatan yang harus dihentikan.

JUSTICE Peace And Integrity of Creation (JPIC), Kongregasi Suster-suster Fransiskanes dari Santo Georgius Martir Thuine (FSGM) terus mengupayakan perlindungan terhadap korban human trafficking. Salah satu upaya yang dibuat adalah membela mereka yang menjadi korban ketidakadilan, bahkan mencari keadilan bagi para korban. Atas dasar ini, JPIC FSGM mengadakan kegiatan Doa Bersama Anti Human Trafficking di Panti Asuhan St Vincentius Pringsewu, Lampung, Sumatera, Rabu, 8/2.

Doa bersama ini juga dalam rangka memperingati St Josephina Bakhita, pelindung korban human trafficking. Kegiatan ini diprakarsai para suster FSGM dalam bentuk doa, renungan, dan refleksi tentang riwayat St Bakhita. “Kegiatan semacam ini sangat perlu untuk terus dilakukan karena sangat bermanfaat, selain menambah pengalaman dan pengetahuan, juga menambah semangat bagi adik-adik di panti asuhan” kata Ketua Panti Asuhan, Sr Ruth FSGM.

Sementara itu, kegiatan serupa juga diadakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT dikenal sebagai provinsi darurat human trafficking. Data yang dihimpun dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP3) NTT mencatat, dalam kurun waktu Januari-November 2016, ada sekitar 54 orang TKI yang meninggal dunia. Selain itu, pada akhir 2015, sekitar 29 TKI meninggal dunia.

Melihat situasi ini, para aktivis, tokoh agama, mahasiswa, organisasi pemuda, dan masyarakat Pro Life mengadadakan doa bersama di depan Kantor Gubernur NTT, Kupang, Selasa, 7/2. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk ibadah dan doa ini mengusung tema, “Semesta Berdoa bagi Korban dan Keluarga Korban”. Komunitas anak muda Dusun Flobamora pun turut dalam malam cahaya ini dengan membawakan puisi dan lagu-lagu daerah. Menjelang larut malam, semua peserta aksi menyalakan lilin serta mendengarkan refleksi dari beberapa tokoh agama.

Koordinator Solidaritas Kemanusiaan untuk Korban Perdagangan Orang, Pendeta Emmy Sahertian mengatakan, kegiatan ini dibuat sebagai penghormatan kepada para korban dan keluarga korban trafficking. Banyak dari mereka yang direkrut sebagai pekerja ilegal tanpa pendidikan dan keterampilan yang memadai. Hal ini membuat mereka rentan terhadap eksploitasi. “Anak-anak daerah ini ditawar dengan harga murah, identitas dipalsukan, dipaksa bekerja, bahkan disekap, dan dianiaya sehingga banyak diantaranya meninggal dunia,” kata Emmy.

Senada dengan Emmy, perwakilan dari Kongregasi Sisters Servants of the Holy Spirit (SSpS) mengatakan, angka human trafficking akan terus bertambah bila pemerintah menutup mata. Lewat refleksinya, suster tersebut mengatakan, nyala lilin yang dibakar bersama dalam ibadat diharapkan menjadi penuntun jalan dan harapan bagi para korban, pelaku, dan penegak hukum.

Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Titus Wisnu Winarto (Lampung)/Cornelis Selan (Kupang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here