Koperasi untuk Buruh

182
Peserta lokakarya gerakan koperasi untuk buruh.
[HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - MARAKNYA pemutusan hubungan kerja bagi para buruh menjadi tantangan besar bagi ekonomi bangsa. Pernyataan ini disampaikan Romo Benedictus Hari Juliawan SJ dalam Lokakarya Studi Gerakan Koperasi bertajuk “Gerakan Koperasi Sebagai Kekuatan Pengorganisasian Gerakan Sosial Ekonomi Serikat Buruh” di Gedung Karya Sosial Keuskupan Agung Jakarta, Sabtu-Minggu, 11-12/2.

Salah satu masalah kaum buruh, kata Romo Benny, adalah solidaritas dan elitisme serikat buruh, yang seakan menjadi elit baru bagi sekelompok orang berkuasa. Buruh masih terpinggirkan. Ia mengharapkan, mereka sadar bahwa harkat manusia lebih luhur daripada uang.

Terkait hal itu, Koordinator Wilayah Barat Forum Pendamping Buruh Nasional (FPBN) Sr Sebastiana HK mengatakan, kegiatan ini adalah lanjutan dari pertemuan FPBN di Yogyakarta, pada Agustus 2016. Dalam pertemuan itu, disinggung banyak buruh saat ini terjerat rentenir karena persoalan ekonomi. Maka gerakan buruh yang diangkat saat ini adalah gerakan koperasi, demi memperkuat ekonomi mereka. Sementara itu, aktivis koperasi, Suroto, mengungkapkan orang miskin tak bisa menyejahterakan diri sendiri. Mereka butuh orang lain. Suroto berharap, koperasi yang berkembang harus berdasarkan pesan Ajaran Sosial Gereja. “Koperasi harus berdasarkan semangat solidaritas, subsidiaritas, dan kesejahteraan bersama,” katanya.

Koordinator Pelayanan Buruh Lembaga Daya Dharma KAJ, F.X. Yono Hasarti Putro menambahkan, para buruh harusnya menjadikan tempat kerja sebagai bagian dari hidupnya. Mereka harus berusaha menanam saham di perusahaan itu. “Meskipun sedikit, tapi suara mereka bisa didengar, sehingga kesejahteraan mereka pun diperhitungkan,” sarannya.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here