Muliawan Margadana: 100 Persen Katolik dan 100 Persen Indonesia

200
Dok. DD Ambarita
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – MUSYAWARAH Nasional Ikatan Sarjana Katolik (Munas ISKA) 2017 digelar di Catholic Center Medan, Medan, Sumatera Utara, Jumat-Senin, 24-27/3. Sebagai penanda dibukanya acara tersebut, diadakan Misa Pembukaan dipimpin Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap dan dibuka secara resmi oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly.

Acara Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly didampingi Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Hj Nur Azizah Marpaung, Ketua Presidium Pengurus Pusat ISKA Muliawan Margadana, Ketua DPD ISKA Sumut Hendrik Sitompul, Wakil Wali Kota Medan Akyar Nasution dan tokoh masyarakat Katolik lainnya.

Muliawan Margadana[HIDUP/A. Nendro Saputro]
Muliawan Margadana
[HIDUP/A. Nendro Saputro]
Ketua Presidium Pengurus Pusat ISKA, Muliawan Margadana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai bagian tidak terpisahkan dari warga negara Indonesia, ISKA sangat jelas posisi dan sikapnya. Yakni, sebagai bagian dari Front Pancasila yang akan mempertaruhkan segalanya untuk mempertahankan Dasar Negara.

Muliawan kemudian memaparkan beberapa butir hal penting dalam menjaga keadaban Pancasila dan mengajak seluruh anggota ISKA dan seluruh komponen bangsa untuk terus menjaga Pancasila. “Sesuai dengan amanat tokoh Katolik dan Pahlawan Nasional, almarhum Mgr Sugijopranoto SJ, kita harus menjadi Katolik 100% dan Indonesia 100%, tidak boleh kurang atau lebih,” ujar Ketua Presidium ISKA yang sudah menjabat dua periode tersebut.

Menurut Muliawan, tema Munas 2017 “Revitalisasi Peradaban Pancasila Menuju Seabad Indonesia” sengaja  diambil dengan alasan bahwa NKRI sedang menghadapi bahaya laten radikalisme. Serta upaya yang luar biasa untuk membenturkan sesama putra dan putri bangsa ini menuju jurang perpecahan. Untuk itu, ISKA selalu mendengungkan solidaritas tanpa sekat. “Disadari ataupun tidak, saat ini Indonesia sudah memasuki Perang Generasi ke empat yang mengandalkan soft and smart power,” katanya.

Muliawan berharap agar para cendekiawan, khusunya ISKA, dalam setiap relung kehidupan harus tetap bersemangat dalam menjaga benteng idiologi berbangsa dan bernegara. “Tentu sebagai bagian tidak terpisahkan dari Republik ini, maka ISKA sangat jelas posisi dan sikapnya sebagai bagian dari Front Pancasila. Sehingga akan mempertaruhkan segalanya untuk mempertahankan Dasar Republik ini.”

DD Ambarita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here