Paskah: Saya Berbelarasa Maka Saya Ada

101
Rate this post

BEKERJA sebagai seorang para medis, baik itu dokter, perawat, bidan ataupun pekerja di bidang kesehatan kadang tidak mengenal hari libur. Seperti halnya tahun ini, beberapa perawat dan dokter bahkan harus meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan untuk dapat mengikuti Misa Malam Paskah.

Beberapa diantara pekerja kesehatan itu, terlihat dalam Misa Malam Paskah yang dipimpin oleh Mgr Ignatius Suharyo di Kapel St Carolus Borromeus, Jakarta Pusat, 15/4. Dalam misa ini di kapel ini yang berada di kompleks Rumah Sakit St Carolus ini, Mgr Suharyo mengajak umat untuk merenungkan saat setelah Yesus bangkit.

Yesus, lanjut Mgr Suharyo, mengumpulkan murid-murid yang tercerai berai di Galilea. Peristiwa ini menyiratkan pertanyaan, mengapa murid-murid tercerai berai?Mgr Suharyo menjelaskan, yang membuat para murid tercerai berai karena mereka tidak mengenal Yesus. “Ketika Yesus menubuatkan sengsara dan kebangkitan-Nya yang pertama. Para murid justru meperbincangkan, mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.”

Tidak berhenti sampai di situ, ketika Yesus menubuatkan sengsara dan kebangkitan-Nya yang ketiga, Yohanes dan Yakobus bahkan meminta kedudukan. “Yang mereka cari adalah kekuasaan, bagi mereka martabat sesorang terletak pada kekuasaan, ‘saya berkuasa maka saya ada’.”

Saat ini ada sekian banyak kasus korupsi. Selain itu, lanjut Mgr Suharyo, undang-undang dan peraturan pun bisa dimanipulasi. Sementara Agama juga dilecehkan dan tidak dihargai sebagai sesuatu yang mulia. Agama diperalat demi kepentingan politik dan dengan demikian Allah direndahkan demi kekuasaan. “Sadar tidak sadar hal semacam ini bisa juga masuk ke dalam Gereja, masuk dalam diri kita,” kata Mgr Suharyo.

Berhadapan dengan itu semua Mgr Suharyo menunjukkan apa yang seharusnya ada dalam diri setiap orang adalah ‘saya murah hati maka saya ada’. Mgr Suharyo mengajak agar setiap orang berjalan dari jati diri “Saya berkuasa maka saya ada” menuju jati diri yang lain, jati diri Paskah “Saya berbelarasa maka saya ada”. “Kalau kita semua mengucapkan itu, meyakininya dan berusaha mewujudkannya, itulah Paskah yang sangat nyata bagi kita sendiri dan bagi negara kita.”

Antonius E. Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here