STAKat Negeri Pertama di Indonesia

413
Para petinggi Gereja dan Negara dalam acara Peresmian STAKat Pontianak.
[Dok. Pribadi]
1/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com - Sekolah Tinggi Pastoral St Agustinus Pontianak diresmikan menjadi Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak. Pertama di Indonesia.

MENTERI Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin menyambut gembira keinginan Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St Agustinus Pontianak, Kalimantan Barat, untuk melakukan alih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak. Pada November 2014 lalu, Menag bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Agama menerima rombongan dari Keuskupan Agung Pontianak dan perwakilan dari STP. Dalam pertemuan itu, Lukman menyambut gembira keinginan STP untuk menjadi STAKat Negeri Pontianak.

Dalam pertemuan ini disepakati STP menjadi STAKat Negeri Pontianak. “Usulan ini tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri Agama tentang pendirian, organisasi dan tata kerja dimana STAKat Negeri Pontianak telah disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia,” ungkap Lukman.

Pengalihan status STP menjadi STAKat Negeri Pontianak dipuncaki dalam peresmian STAKat Negeri Pontianak oleh Menteri Agama, Kamis, 6/4. Peresmian ditandai dengan pembukaan tirai dan penandatanganan prasasti STAKat yang dilakukan Menteri Agama, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, dan Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus. Tokoh lain yang hadir dalam peresmian ini adalah Dirjen Bimas Katolik Eusebius Binsasi, Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalimantan Barat Syahrul Yadi, serta civitas akademika STAKat Negeri Pontianak. Dalam sambutan, Lukman mengapresiasi kehadiran STAKat Negeri Pontianak sebagai sekolah tinggi negeri berbendera Katolik di Kalimantan Barat. Menurutnya, pendidikan keagamaan berpotensi mengubah posisi strategis dalam ikut menjaga kualitas kerukunan hidup umat beragama di Indonesia. Lukman percaya, lulusan-lulusan STAKat Negeri Pontianak akan menjadi lulusan yang handal dalam berbagai bidang, khususnya bidang spiritual.

Selain itu, Lukman juga mengapresiasi kiprah dan peran penting tokoh-tokoh pemerintah dan pemuka agama di Kalimantan Barat. Dengan cara masing-masing mereka telah berusaha menjaga keutuhan dan semangat toleransi. “Pemerintah Pusat merasa amat terbantu oleh umat beragama, khususnya umat Katolik, dan semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu menjalankan misi Kementerian Agama,” kata Lukman.

Senada dengan Lukman, Eusebius Binsasi mengatakan, STAKat menjadi sekolah pastoral negeri Katolik pertama di Indonesia. Ini sebuah kemajuan bagi pendidikan calon-calon katekis di Indonesia. Di daerah-daerah terpencil di negeri ini masih butuh pelayan-pelayan yang handal. “Masih banyak lapangan kerja, khususnya untuk para pewarta,” ungkap Eusebius.

Mgr Agus juga berharap agar semua yang berhimpun di bawah STAKat Negeri Pontianak bahu -membahu menciptakan suasana perkuliahan yang nyaman serta bisa menghasilkan para kader muda yang berjiwa misionaris dan siap diutus. “Anda adalah peletak iman di Kalimantan Barat. Jadilah pelayan yang baik untuk umat”.

STAKat Pontianak sebelumnya adalah STP yang berada di bawah naungan Yayasan Widya Pratama Keuskupan Agung Pontianak. Alih status ini juga diikuti dengan pengalihan kekayaan, hak, dan kewajiban sekolah tinggi kepada STAKat Negeri Pontianak. Semua mahasiswa STP juga dialihkan menjadi mahasiswa STAKat Pontianak. Terkait pengisian Aparatur Sipil Negara (ASN) STAKat Pontianak itu sendiri akan disesuaikan dengan ketentuan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN.

Yosephina Sianti Djeer (Pontianak)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here