Gereja “Tempayan” Pertama di Tahun 2017

226
Mgr Giulio Mencuccini CP menari bersama umat Stasi St Yosef Lape-Dok. Pribadi
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM-GEREJA Stasi St Yosef Lape, Paroki St Maria Bunda Pengharapan Bunut, Keuskupan Sanggau telah diresmikian oleh Uskup Sanggau Mgr Julius Giulio Mencuccini CP bersama Bupati Kabupaten Sanggau, Paolus Hadi serta wakil bupati, Yohanes Ontot. Gereja “swadaya umat” ini menjadi ikon masyarakat Desa Lape yang 90 persen beragama Katolik.

Pastor Paroki St Maria Bunda Pengharapan Bunut, Romo Richardus Riadi mengatakan Gereja ini mulai dibangun pada 14 Februari 2015. Sejak itu, umat lewat swadaya dan bantuan para donatur bahu-membahu mendirikan gereja ini. Gereja ini berdiri ditengah mayoritas umat masyarakat Katolik di Desa Lape. “Maka Gereja ini bisa dikatakan menjadi ikon orang Katolik dan bisa menampung 800 sampai 900 jiwa,” ungkap Romo Richardus.

Mgr Mencuccini bersama umat Stasi St Yusuf Lape-Dok. Pribadi

Vikaris Jenderal Keuskupan Sanggau ini menambahkan, bila dipandang lebih jauh maka gereja ini bermotif tempayan. Ada banyak pesan dari motif ini tetapi setidaknya pesan dari salah satu sifat gereja yaitu gereja universal dimana gereja perlu merangkul seluruh umat tebusan agar terus mengikut Kristus. Hal ini penting agar iman umat tidak saja eklusivisme tetapi terbuka kepada penyelenggaraan Ilahi secara universal.

Lebih dari itu, sambung Romo Richardus, peresmian gereja baru ini bisa menjadi momen reflektif bagi umat. Setidaknya, umat bisa belajar menjadi manusia baru dalam Kristus. Karena dalam Kristus, orang akan selalu kuat dalam menapaki perjalanan hidup. Maka, Romo Richardus pun berharap agar banyak umat tidak perlu mencari lagi hal-hal duniawi tetapi lebih dekat lagi dan mempertabal iman akan Kristus. “Gereja kiranya bisa menjadi tempat menemukan Kristus sebagaimana pesan Tuhan ‘lebih baik satu hari di rumah Tuhan daripada seribu hari di tempat lain”, ungkapnya.

Sementara itu, Mgr Mencuccini menambakan dengan diresmikannya Gereja Stasi St Yusuf maka gereja ini menjadi gereja pertama yang diresmikan Mgr Mencuccini di tahun 2017. Maka dalam sambutannya saat peresmian, ia berharap agar umat melihat Gereja sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Gereja megah tetapi bila tidak didukung dengan iman yang kuat maka gereja akan hancur.

 Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here