Satu Dekade ASAK

172
Peserta Jambore ASAK KAJ melepaskan lampion.
[Dok. Panitia]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comGerakan ASAK memasuki usia sepuluh tahun. Sekitar 5600 anak terbantu lewat gerakan ini.

MALAM belum terlalu larut. Semilir angin menerpa sela-sela pepohonan menghembuskan kesejukan. Malam itu, sekitar seribu orang muda berkumpul di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur. Di tangan mereka ratusan lampion siap diterbangkan. Begitu lampion mengudara, langit pun bertabur cahaya. Pelepasan lampion merupakan rangkaian acara Jambore Satu Dekade Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Keuskupan Agung Jakarta, Sabtu-Senin, 29/4-1/5.

Yanto Jayadi Wibisono mengungkapkan, saat ini ASAK tak sekadar membantu anak-anak dalam pendidikan. Setiap pembina juga belajar banyak dari anak-anak, serta keluarga yang dibantu. “Mereka belajar dari kita dan kita belajar dari mereka,” ujarnya.

Yanto menambahkan, sikap semacam itu mengantar ASAK masuk ke dalam fase kedua. Inisiator ASAK ini melanjutkan, fase pertama adalah berbelarasa, sementara fase kedua adalah katekese yang hidup. “Kami minta pengurus survei ke rumah-rumah, melihat, dan mendengar mereka. Kami banyak belajar dari proses ini.”

Selama proses dan kebersamaan dengan anak-anak serta keluarga, minimal mereka memberi rasa syukur. “Kami tak hanya sekadar memberi bantuan, pengurus ASAK juga bisa mengenal anak dan keluarga yang dibantu.”

Malam kedua Jambore diisi dengan penyuluhan tentang bahaya narkotika dan obat terlarang (narkoba) dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Brigjen Pol. Viktor Pudjiadi mengungkapkan, narkoba ada di mana-mana, modus penyelundupan dan peredaran narkoba terus meningkat. Staf Ahli BNN ini mengingatkan, kondisi ini mengharuskan setiap orang waspada terhadap peredaran narkoba. “Bahkan, narkoba sudah masuk ke Sekolah Dasar,” ujarnya.

Victor menganalogikan, barang haram itu sudah seperti bara api, yang siap melalap seluruh rumah. Memenjarakan pecandu bukanlah solusi. Saat ini, aturan yang berlaku di Indonesia, tidak semua orang yang menjadi pecandu narkoba akan diproses hukum. Mereka diharapkan menjalani rehabilitasi agar berhenti mengkonsumsi barang terlarang itu. “Mereka yang diproses hukum adalah bandar dan pengedar narkoba.”

Jambore ASAK ini bertepatan dengan peringatan 210 tahun Gereja Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Mula-mula, program ini ada di Paroki St Tomas Rasul Bojong Indah, Jakarta Barat, pada 2007. Kala itu, bertepatan dengan peringatan 200 tahun Gereja KAJ. Seiring waktu, ASAK terus berkembang dan menjadi  bersama di KAJ.

Setelah 10 tahun bergulir, dari 66 paroki di KAJ, sudah 55 paroki dan dua stasi yang menjalankan program ASAK. Sementara itu ada sekitar 5600 anak dari usia TK hingga perguruan tinggi yang dibantu dengan program ASAK. Gerakan ini menyasar anak-anak yang berasal dari keluarga apra-sejahtera.

Antonius E. Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here