Munas UNIO : Menuntun Domba Berjumpa Allah

444
Misa pembukaan Munas UNIO Indonesia XII.
[HIDUP/A. Nendro Saputro]
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com - Meneladan Yesus, para imam diosesan diharapkan mampu mengemban pesan Paus Fransiskus sebagai gembala yang berbau domba.

IMAM berbau domba adalah sikap gembala yang dimulai oleh Yesus. Lewat imamat, tradisi ini diturunkan kepada para imam untuk menyelamatkan manusia yang berdosa dengan merangkul umat yang sakit, terpinggirkan, berdosa, dan kurang diperhatikan. “Para imam, termasuk imam diosesan diutus merangkul dunia yang penuh dosa dengan semangat pengorbanan yang sudah dicontohkan Yesus,” ujar Uskup Agung Palembang Mgr Aloyius Sudarso SCJ saat memimpin perayaan Ekaristi pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XII.

Paguyuban imam-imam diosesan yang tergabung dalam UNIO Indonesia (UNINDO) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XII, Selasa-Minggu, 2-7/5 di Keuskupan Agung Palembang. Acara dibuka dengan perayaan Ekaristi di Katedral St Maria Palembang. Misa dipimpin Mgr Aloyius Sudarso SCJ didampingi Uskup Padang Mgr M. Dogma Situmorang OFMCap, Uskup Emeritus Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto OSC, Uskup Amboina Mgr P.C. Mandagi MSC, Uskup Banjarmasin Mgr P. Boddeng Timang, Uskup Agung Ende Mgr V. Sensi Potokota, Administrator Diosesan Purwokerto Romo Tarcisius Puryatno, dan Ketua UNIO Apostolica Cleri International Pater Don Giuseppe Margin. Sebanyak 145 imam diosesan perwakilan dari seluruh Keuskupan di Indonesia hadir dalam acara ini.

[nextpage title=”Munas UNIO : Menuntun Domba Berjumpa Allah”]

Pater Don Giuseppe mengungkapkan kekaguman kepada UNIO Indonesia yang termasuk sebagai UNIO terbaik di dunia. “Saya berharap ada salah satu imam diosesan asal Indonesia yang bisa bergabung dalam kepengurusan di UNIO internasional.”

Bersama umat
Seusai Misa pembukaan, peserta Munas disambut Wakil Gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki di Griya Agung Palembang. Dalam acara ini juga dibacakan pesan Nuntius Apostolik untuk Indonesia Mgr Antonio Guido Filipazzi oleh Mgr V. Sensi Potokota.

Mgr Filipazzi menyampaikan bahwa Paus Fransiskus menggunakan gambaran gembala berbau domba dengan maksud ingin mengajak para imam agar meneladan Kristus, Sang Gembala Sejati. Seturut teladan Yesus, para gembala diharapkan mengenal domba dan tinggal di tengah mereka secara akrab untuk menuntun umat berjumpa dengan Tuhan.

Para Uskup dan peserta Munas bersama Wagub Sumsel Ishak Mekki.
[HIDUP/A. Nendro Saputro]
Terkadang para domba juga berbau dosa, rapuh, dan lemah, namun gembala harus tetap dekat bukan supaya terkontaminasi oleh bau busuk, tetapi untuk menghilangkan dengan aroma pengampunan dan rahmat. Para gembala diharapkan menjaga kesucian. “Celakalah bila domba mencium dari kita bau tak sedap kekurangan imam yang hidup dalam keegoisan, kemalasan, dan kelalaian.”

Munas UNIO dengan tema “Imam Diosesan Sehati Sejiwa dengan Umat Membangun Gereja” dibuka Wakil Gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki. Selama Munas, para peserta Munas live in di rumah umat. “Para imam peserta Munas menginap di rumah umat, supaya menimba pengalaman umat di Bumi Sriwijaya ini,” ujar Mgr Sudarso.

Berbau domba
Mgr Blasius Pujaraharja yang didaulat sebagai pembicara pada hari kedua mengungkapkan bahwa tema Munas UNIO mengangkat pesan Paus Fransiskus dalam Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium. Paus berharap, agar para imam diosesan merasakan “bau” domba-dombanya. “Jika gembala berbau domba, tentu saja akan tumbuh kebersamaan dalam kesatuan tubuh Kristus yang dapat menghimpun segala potensi untuk mengembangkan Gereja.”

[nextpage title=”Munas UNIO : Menuntun Domba Berjumpa Allah”]

Pembicara lain, T. Krispurwana Cahyadi SJ menyinggung para gembala diharapkan tidak bersikap sebagai “bos” yang main kuasa dan sibuk dengan bisnis, karena bisa timbul bahaya klerikalisme. Diharapkan para gembala mengenal bau kawanan dombanya dan menuntun para domba kepada Kristus. Sementara, Romo Simon Petrus L. Tjahjadi bercerita kiprah para imam diosesan Indonesia yang turut serta membangun Gereja Katolik Indonesia, seperti Romo Simon Vaz, Romo Johanes Boen, Romo Mangunwijaya, dan yang lain. Untuk menggali persepsi dan harapan umat terhadap para gembalanya, para peserta Munas juga mendengarkan kesaksian dari umat seperti Sr Henrika FCh, Hendro Setiawan, Adrianus Meliala, dan Justina Rostinawati.

Rekomendasi
Munas UNIO XII ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang akan dikirim kepada para Uskup, koordinator regio,
dan pengurus UNIO Keuskupan. Pertama, pentingnya on going formation bagi para imam diosesan. Kedua, perlunya kerjasama untuk menambah jumlah imam diosesan agar Gereja mandiri, kokoh, dan berkembang.

Ketiga, relasi Uskup dengan imam diosesan. Dukungan Uskup kepada perkembangan imam diosesan sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan spiritual, pastoral, material, dan kuantitas serta kualitas imam diosesan. Keempat, pentingnya kehadiran, kesaksian, dan pelayanan imam diosesan dalam pendidikan calon imam di seminari. Kelima, para imam diosesan diharapkan berada di garda depan dalam pengembangan Gereja dan hidup bermasyarakat dalam menjawab tantangan, seperti kesenjangan sosial, penyalahgunaan media sosial, dan radikalisme.

Pengurus UNIO Indonesia 2014-2017 memberikan Laporan Pertanggungjawaban. Dipimpin Ketua UNIO Indonesia 2014-2017 Romo Siprianus Hormat, pengurus melaporkan karya-karya yang telah diwujudkan. Pada Munas ini juga ditetapkan tuan rumah untuk Munas UNIO XIII, yakni Keuskupan Agung Ende.

Pelantikan Pengurus UNIO Indonesia 2014-2017.
[HIDUP/A. Nendro Saputro]
Setelah itu diadakan pemilihan Ketua UNIO Indonesia 2017-2020. Terpilihlah imam diosesan Keuskupan Purwokerto, Romo Paulus Christian Siswantoko sebagai ketua baru UNIO Indonesia. Ia dilantik oleh Penasihat UNIO Indonesia Mgr Blasius Pujaraharja disaksikan Mgr Agustinus Agus, Mgr Alyosius Sudarso SCJ, dan Mgr Y. Harun Yuwono pada Sabtu, 6/5. Selain Romo Siswantoko, dilantik pula pengurus baru yang lain yaitu: Wakil Ketua Romo Guido Suprapto, Sekretaris 1 Romo Markus Nurwidi Pranoto, Sekretaris 2 Charles Agustino Coenrad Javlean, Bendahara 1 Romo Emanuel Belo Sede, Bendahara 2 Romo Michael Wisnu Agung Pribadi, Divisi Bina Lanjut Romo Simon P. Lili Tjahjadi dan Romo CB Mulyatno, Divisi Humas Romo P. Wirasmohadi Soerjo, dan Kepala Pastoran UNINDO Romo J. Kristanto Suratman.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here