Misa Stational Perdana Mgr Rubiyatmoko

288
Prosesi di depan Katedral sesaat sebelum dimulai Misa Stational Perdana Uskup Agung Semarang
Rate this post

TIDAK ada lagi tempat duduk yang tersisa di bagian dalam Katedral St Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Randusari, Semarang, meski Perayaan Ekaristi baru akan dimulai satu jam kedepan. Sore itu, Mgr Robertus Rubiyatmoko akan memimpin Misa Stational Perdana sebagai Uskup Agung Semarang, 20/5.

Maria Sulistyowati sengaja datang ke Katedral Randusari bersama suaminya, Thomas Budianto untuk mengikuti Misa perdana Mgr Rubiyatmoko di Katedral. Maria dan Thomas adalah umat Paroki Gedangan, keduanya sengaja datang untuk bisa melihat Sang Gembala baru.

Sore itu, kerinduan umat Keuskupan Agung Semarang (KAS) terbayar sudah. Setelah sekitar dua tahun menani mereka medapatkan seorang uskup baru. Maria dan Thomas tentu bukan satu-satunya umat KAS yang memiliki keinginan yang sama untuk melihat sang gembala baru. Umat yang mengikuti perayaan Ekaristi sore itu tak semuanya dari Paroki Katedral Randusari Semarang. Mereka juga berasal dari beberapa paroki di sekitar Kota Semarang.

Senyum khas Mgr Rubiyatmoko sudah mulai terlihat saat perarakan sesaat sebelum Perayaan Ekaristi. Ia mengucap terima kasih atas penyambutannya sebagai Uskup di KAS dan mengajak setiap umat untuk senantiasa hidup dengan mengikuti sabda Tuhan. “Perayaan Ekaristi pada sore hari ini, secara khusus saya mohonkan untuk kesejahteraan seluruh umat beriman di KAS,” ungkap Mgr Rubiyatmoko.

Sebelum Misa dimulai ditampilkan teater singkat mengenai pertarungan antara roh jahat dan Roh Baik, yang tentu saja berakhir dengan kemenangan Roh Baik. Ini ingin menunjukkan bahwa perjuangan setiap manusia adalah mengalahkan setiap kecenderungan-kecenderungan jahat yang ada dalam diri manusia.

Sesaat kemudian, Mgr Rubiyatmoko diarak dengan menggunakan tandu menuju pintu masuk Katedral Randusari. Di pintu ini ada sedikit upacara penerimaan Uskup yang baru ke dalam Katedral sebagai pusat dan titik tolak penggembalaannya.

Upacara sederhana bernuansa budaya Jawa ini menggambarkan ladang penggembalaan Mgr Rubiyatmoko yang memimpin sebuah Keuskupan dimana budaya Jawa sangat kental. Nilai nilai budaya ini tentu akan mempengaruhi dalam gerak pastoralnya ke depan.

Antonius E. Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here