Berpolitik seperti Bunda Maria

295
Romo Benny Susetyo (paling kanan) dan Yunarto Wijaya (tengah) menjadi narasumber talkshow dalam Devosi dan Novena Besar Bunda Maria 2017 hari ketiga. [HIDUP/Maria Pertiwi]
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com-Persaudaraan Devosi Maria menggelar Devosi dan Novena Besar Bunda Maria 2017 di Assembly Hall lantai 8 Hall D, Menara Mandiri-Plaza Bapindo, Jakarta, 19-27/5. Umat dari berbagai paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengikuti novena ini. Tema yang diangkat dalam novena tahun ini adalah “Bunda Maria, Cermin Kesetiaan dalam Kemanusiaan”.

Dalam novena ini, umat diajak untuk bertelut dalam berbagai subtema berbeda setiap harinya. Pada novena hari ketiga, Minggu, 21/5, umat diajak untuk menggeluti subtema “sikap dalam komunitas/politik.” Romo Benny Susetyo dan Yunarto Wijaya menjadi narasumber dalam talkshow sebelum Misa dan novena hari ketiga.

Romo Benny mengungkapkan bahwa politik adalah kepentingan. Politik berarti seni mengatur, dimana di dalamnya ada sesuatu yang tidak telihat tapi memengaruhi. Politik itu juga berarti terlibat dalam urusan publik, demi kesejahteraan orang lain, demi kebaikan umum.

“Bicara politik, Maria itu seorang politikus karena Maria mewartakan kabar gembira untuk mereka yang miskin, tersisih, supaya jangan takut. Dan Maria sejak awal punya keberanian untuk menerima kabar keselamatan sehingga menerima Roh Kudus dan lahirlah Yesus. Itu politik, pilihannya untuk menghadapi resiko. Kalau umat tidak berani ambil resiko, memilih kita anteng, tenang, yang penting doa Rosario titik itu berarti tidak menjalankan apa yang diteladankan Maria yang berani hadapi resiko. Ketika saat-saat terakhir murid-murid ditinggalkan Yesus, Maria bersama mereka, mendampingi para murid. Jadi politik itu jangan takut, jangan cemas. Politik itu memberi harapan,” papar Romo Benny.

Maria, lanjut Romo Benny, juga membangun kesadaran berkomunitas para murid Yesus. Umat pun diajak untuk berkomunitas, berpolitik dengan terlibat dalam kegiatan misalnya di tingkat RT, RW, lingkungan. “Politik tidak harus duduk di DPR, tapi bagaimana kita membangun jaringan dengan berbagai pihak, menjadi garam dan terang di tengah masyarakat, menghadirkan kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu hadir bila ada perdamaian, keadilan, integritas. Politik itu setiap hari kita jalani hanya kadang tidak kita sadari,” ungkap Romo Benny.

Romo Benny juga menjelaskan bahwa politik itu menyelamatkan kemanusiaan, menyelamatkan rakyat, menyelamatkan kehidupan, menyejahterakan rakyat. “Berpolitik kadang seperti Maria, tidak nampak, tidak perlu dikenal tapi terlibat memengaruhi orang untuk pengambilan keputusan, bagaimana menyelesaikan persoalan misalnya di RT, RW. Kita bisa lakukan misalnya lewat berkegiatan, kesenian, warung sosial dll.”

Di tengah situasi intoleransi yang terjadi, Romo Benny pun mengajak umat untuk tidak takut menyebarkan damai, kasih, mewujudkan persaudaraan sejati dan mau bergaul dengan lingkungan sekitar. “Kita teladani Maria dengan ketulusan dan kesetiaannya serta keberanian mengambil resiko.”

Ketua I Panitia Devosi dan Novena Besar Bunda Maria 2017, Y. M. G. Retno Arumsari W. N. mengatakan bahwa subtema ketiga ini cocok diangkat supaya umat mengerti bagaimana bersikap sebagai orang Katolik, khususnya dalam politik di Indonesia. “Lewat misa dan novena ini juga umat diajak untuk mengenal Bunda Maria lebih mendalam, bagaimana mempelajari sikap kemanusiaan Bunda Maria lewat tema-tema yang dipilih. Harapannya kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam relasi dengan umat agama lain. Kemanusiaan harus terus jalan.”

Maria Pertiwi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here