Doa Lintas Agama, Tolak Korupsi dan Bela KPK

159
Gus Ubaidillah Achmad dan Romo Aloys Budi Purnomo (sedang memainkan saksofon) berkolaborasi tolak korupsi, bela KPK. (Dok. Romo Budi)
3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – DEMI menyelamatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini sedang ditekan oleh Pansus Hak Angket KPK, koalisi masyarakat Lintas Agama Anti-Korupsi Jawa Tengah (JATENG) menyelenggarakan doa lintas agama, Rabu, 21/6, menjelang buka puasa di Bundaran Air Mancur Jl. Pahlawan Semarang, JATENG. Berangkat dari keprihatinan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang ingin memperlemah posisi KPK, sejumlah tokoh lintas agama melakukan aksi doa bersama menolak korupsi serta pelemahan terhadap KPK.

Abdul Goffar dan Ahmad Muqsith yang memandu jalannya orasi dan doa mempersilakan tokoh-tokoh dari lintas agama menghaturkan doa secara bergiliran sesuai agamanya masing-masing mulai dari tokoh agama Katolik diwakili Romo Aloys Budi Purnomo, dari Islam dengan wakil Gus Ubaidillah Achmad, Buddha dengan perwakilan Wahyudi, Kristen diwakili Surya Samudera, dan Konghucu diwakili Andi Tjiok. Mereka berdoa untuk bersepakat memerangi korupsi.

Pada kesempatan itu Gus Ubaidillah yang juga dosen UIN Walisongo membacakan puisi berjudul “Penyamun” diiringi alunan saksofon lagu “Indonesia Pusaka” yang dibawakan oleh Romo Budi yang baru–baru ini mendapat tugas sebagai Kepala Campus Ministry Unika Soegijapranata, Semarang.

Bagi Gus Ubaid, para koruptor adalah penyamun yang merampok uang negara dan kesejahteraan rakyat. Koruptor adalah penyamun berjas dan berdasi yang penuh kebusukan. Sementara itu, sambil menunjukkan buku “Nota Pastoral KWI 2017” yang berjudul “Mencegah dan Memberantas Korupsi”, Romo Budi mengatakan bahwa koruptor merupakan musuh semua orang dan semua agama. Maka gerakan moral tolak korupsi, bela KPK harus didukung. “Semua harus memberantas korupsi karena merusak peradaban kasih dan membuat rakyat tidak sejahtera dan tidak bermartabat,” katanya.

Romo Budi juga menegaskan, koruptor telah mencuri uang rakyat dan membuat negeri semakin hancur. Oleh karena itu mencegah dan memberantas korupsi menjadi tugas seluruh elemen bangsa. Di akhir sambutannya, ia juga menyatakan perang terhadap korupsi dan koruptor.

Perwakilan dari Buddha, Wahyudi AR Ketua PC Magabudhi Semarang juga menyatakan bahwa korupsi adalah pembunuhan dengan penistaan hak seseorang secara perlahan. “Maka kami menolak upaya-upaya pelemahan terhadap KPK, dengan demikian kita tengah melaksanakan tugas berbangsa. Warga Buddha mendukung pergerakan atau upaya-upaya menguatkan KPK,” ujarnya.

Dalam aksi itu, para penggiat antikorupsi dan tokoh lintas agama Semarang, JATENG akhirnya menyatakan sikap, mendukung penuh KPK dalam pemberantasan korupsi dan mengecam segala tindakan yang dimaksudkan untuk melemahkan KPK. Mereka juga mendesak DPR RI untuk membatalkan dan membubarkan Pansus Hak Angket terhadap KPK, serta mengajak seluruh masyarakat berdoa menjauhkan diri dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merusak bangsa.

Rangkaian doa dan orasi lintas agama antikorupsi ditutup dengan bersama-sama menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar” dengan iringan saksofon Romo Budi.

A. Nendro Saputro
Laporan: Romo Aloys Budi Purnomo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here