Menjaga Kesatuan dan Toleransi

298
Gus Nuril bersama suster dalam Buka Puasa Bersama di Paroki St Yosef Matraman.
[HIDUP/Karina Chrisyantia]
3.2/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com - Buka puasa bersama dan tausyiah untuk memupuk toleransi dan persatuan antarumat.

HUKUM tertinggi di muka bumi adalah kasih. Semua agama, termasuk Islam dan Katolik, mengajarkan kasih kepada para pemeluknya. Demikian kata Pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Nuril Arifin Husein, ketika memberikan tausiyah di aula Paroki St Yosef Matraman, Jakarta Timur, Rabu, 14/6.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Nuril itu, kita boleh menjunjung tinggi sila pertama Pancasila. Tapi jangan kita lantas mengkafirkan saudara sendiri. Bahkan, imbuh pendakwah kelahiran Ujungpangkah Kulon, Gresik, 12 Juli 1959, sepengetahuannya yang belajar tentang Islam, tidak ada aturan yang melarang Muslim mensholatkan sesamanya, meski berbeda pandangan atau pilihan politik.

Persaudaraan sebagai sesama anak bangsa, lanjut Gus Nuril, seharusnya menjadi pengikat semua warga Indonesia, apa pun agama mereka. “Indonesia adalah mukjizat Tuhan. Tidak ada negara lain seperti Indonesia, walau berbeda suku, agama, ras, dan golongan, namun kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya.

Ia berpesan, demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka seluruh elemen bangsa bersatu padu melawan pihak-pihak yang mengancam keutuhan negara kesatuan ini. “Kekayaan kita, membuat negara lain cemburu. Dengan segala cara mereka mau memecah-belah bangsa ini. Sebagai pemilik dan pewaris sah, harus bangkit bersatu memenuhi panggilan Ibu Pertiwi,” tandasnya.

Acara yang dipadu dengan buka puasa bersama lintas iman ini merupakan gawean Forum Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Dekanat Timur, Keuskupan Agung Jakarta. Kegiatan seperti ini, menurut Ketua Panitia Acara Fransiskus Dwikoco, merupakan acara tahunan. “Kegiatan seperti ini akan dilanjutkan mulai dari Dekanat hingga ke Lingkungan, untuk membina hubungan dengan warga se-RT dan RW,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Umum Forum HAAK Dekanat Timur, Andreas Yohanes Suyoto mengatakan, kegiatan ini untuk mempererat hubungan dengan umat Islam yang sudah terjalin baik. “Toleransi mesti dilestarikan,” pesannya.

Acara yang mengusung tema “Melestarikan Persaudaraan Sejati Sebagai Wujud; Pengamalan Pancasila Makin Adil Makin Beradab”, dihadiri perwakilan pengurus RT/RW, Kelurahan, Kecamatan Matraman. Selain itu hadir pula perwakilan Wali Kota Jakarta Timur, Kapolsek Jakarta Timur, dan Kodim 0505 Jakarta Timur.

Buka puasa dan tausiyah dari pemuka agama memang menjadi kegiatan primadona selama Ramadhan, tak terkecuali di kalangan umat Katolik. Selain Dekanat Timur, ada juga Paroki dan komunitas Katolik yang menggelar acara serupa, misal Paroki St Gregorius Agung Kutabumi Tangerang, Paroki St Arnoldus Janssen Bekasi, dan Vox Point Indonesia.

Karina Chrisyantia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here