Arbain Rambey: Kamera Ponsel Bagus, Tetapi…

202
Arbain Rambey memberikan workshop fotografi di aula Paroki St Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu, 16/7 (HIDUP/Yanuari Marwanto)
Rate this post

DI jagat para pewarta foto nasional nama Arbain Rambey tak asing lagi. Pewarta foto dan pengasuh rubrik Klinik Fotografi Kompas ini menjadi pembicara dalam workshop “Trik dan Tips Fotografi”, yang diadakan Seksi Komunikasi Sosial-Sub Seksi Dokumentasi Paroki St Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu, 16/7.

Arbain seperti magnet. Banyak peserta datang dan menyimak pengalaman pria kelahiran Semarang, 2 Juli 1961. “Workshop yang semula kami perkirakan seratus orang, ternyata sampai dua ratus peserta,” ujar Ketua Panitia Workshop Fotografi, Christofer Immanuel Karta Soleh, seraya tersenyum.

“Sekarang semua orang bisa motret, hampir semua orang punya kamera. Beberapa foto orang-orang yang diunggah di media sosial seperti facebook, terkadang bahkan lebih bagus daripada hasil karya wartawan foto,” kata Arbain.

Tak hanya itu, Arbain juga membangkitkan optimisme para peserta workshop, yang hobi memoto tapi tak punya kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Katanya, kamera handphone saat ini tak kalah saing dengan kamera profesional. Arbain menunjukkan sebuah buku karyanya yang berisi kumpulan foto. “Foto-foto di buku ini saya ambil dengan menggunakan kemara ponsel,” terang lulusan teknik sipil Institut Teknologi Bandung ini.

Tak hanya itu, Arbain juga menampilkan foto karya wartawan Kompas, yang tampil di halaman utama koran itu. “Foto ini (longsor) diambil dengan kamera ponsel. Dengan sudut pengambilan yang sempit, tak mungkin menggunakan kamera DSLR,” lanjutnya.

Meski demikian, Arbain mengakui kamera ponsel rentan goncangan ketimbang kamera DSLR, hal itu akan berpengaruh kepada obyek atau gambar yang diambil. Kamera ponsel, tambahnya, lebih cocok jika obyek yang dibidik statis atau tak bergerak.

Ia pun menyinggung soal penggunaan kamera ponsel. Menurutnya, karena ponsel juga digunakan untuk komunikasi, tanpa sadar menyentuh kamera, terutama kamera depan. Oleh sebab itu, usai berkomunikasi segera bersihkan kamera. “Agar tidak kotor atau lumutan,” pesannya.

 

Yanuari Marwanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here