Museum Katedral Jakarta Pindah ke Gedung Baru

856
Mgr Suharyo sedang memberikan sambutan. (HIDUP/ Marchella A. Vieba).
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – DALAM rangkaian perayaan syukur peringatan 20 tahun tahbisan episkopal Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo di Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Selasa, 22/8, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) juga menandai peristiwa itu dengan upacara pemindahan Museum Katedral Jakarta ke Gedung Baru di gedung Pastoran Paroki Katedral Jakarta yang lama.

Acara pemindahan Museum Katedral ini dihadiri beberapa tamu undangan dan tujuh uskup yaitu: Uskup Agung Samarinda Mgr Y. Harjosusanto MSF, Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Sanggau Mgr G. Mencuccini CP, Uskup Jayapura Mgr Leo Laba Ladjar OFM, Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada’, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, dan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunyamin OSC.

Upacara diadakan di depan gedung Pastoran Paroki Katedral Jakarta yang lama tepat di sebelah Gua Maria Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta dan dipimpin oleh Pastor Paroki Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko SJ.

Dalam pengantarnya, Romo Hani Rudi Hartoko SJ menjelaskan proses pemindahan museum yang akan berlangsung dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, sudah ada beberapa ruangan yang ditata di lantai bawah Museum. Sedangkan dalam sambutannya, Mgr Suharyo berharap supaya umat atau siapapun yang ingin belajar tentang sejarah Gereja Keuskupan Agung Jakarta maupun Gereja Katolik Indonesia bisa memanfaatkan Museum Katedral Jakarta tersebut karena di tempat itu terdapat khasanah atau wawasan Gereja Katolik baik misi maupun sejarahnya.

2. Mgr Suharyo sedang memotong pita didampingi Romo Hani Rudi Hartoko SJ dan Susyana Suwadie. (HIDUP/ Marchella A. Vieba).

Menurut salah seorang pengelola Museum Katedral Susyana Suwadie, Museum Katedral dipindah karena setiap Sabtu atau Minggu Gereja Katedral Jakarta biasa dipadati umat yang merayakan Misa sampai kadang tidak mendapatkan tempat duduk. Pada hari-hari libur itu pula kadang juga ada Misa Perkawinan sehingga membuat pengunjung Gereja Katedral tidak bisa leluasa menikmati Museum yang terletak di ruang atas Gereja Katedral.

Karena Pastoran Paroki Katedral sudah pindah ke gedung baru, maka Museum yang ada di Katedral kemudian dipindah ke gedung Pastoran Paroki Katedral lama yang telah kosong. “Di tempat ini ada dua lantai sehingga dapat lebih mudah untuk penyimpanan koleksi Museum Katedral,” ungkap Susyana.

Lanjut Susyana, kini, ada beberapa ruangan yang telah selesai ditata, seperti Ruang Katedral Masa Lampau berisi peninggalan yang pernah dipakai di Katedral Jakarta, juga sejarah tentang arsitek yang membangun dan proses pembangunannya. Ruang Panorama Sejarah, berisi tentang sejarah agama Katolik di Indonesia juga terdapat replika perahu badik yang pernah dipakai misionaris. “Rencananya di ruangan ini akan dibuat empat dimensi sehingga dapat membuat badik itu seakan-akan sedang berlayar,” katanya.

Para uskup sedang menyaksikan pemaparan tentang Museum Katedral di Ruang Mini Teater. (HIDUP/A. Nendro Saputro)

Terdapat pula Ruang Vikariat yang menampilkan sejarah vikariat pada zaman dahulu sampai para uskup KAJ saat ini. Di sebelahnya, terdapat ruang tempat peninggalan misionaris zaman lalu seperti koper dan kursi roda seorang biarawati yang pernah membawa masuk misi pendidikan di Indonesia. Juga ada Ruang Mini Teater yang dapat menyampaikan sejarah Gereja melalui tampilan Audio Video. “Museum ditata semenarik mungkin, sehingga dapat menjadi tempat edukasi untuk anak-anak, pelajar dan pengunjung museum,” pungkas Susyana.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here