Warisan Ekumene Para Misionaris

341
Pater Kees Böhm MSC.
[NN/Dok.Pribadi]
3.6/5 - (5 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Perayaan 100 tahun Gereja Katolik di Pulau Fordata dihayati sebagai warisan para misionaris dalam rangka membangun kerjasama dengan agama lain.

Petrus Fatlolon, Bupati Maluku Tenggara Barat
“Warisan iman yang telah ditanamkan para misionaris di Bumi Lodar Kou, ‘Negeri Kecil’, seharusnya menjadi warisan yang tak bisa dilupakan. Perayaan seabad Gereja Katolik masuk Tanimbar adalah bukti karya Allah dalam hidup kita. Sebagai orang Katolik, kita pun diajak untuk mewartakan karya Allah itu dengan membangun sikap rukun dan saling menghargai. Warisan Gereja Katolik ini juga tak jauh berbeda dengan karakter hidup masyarakat Tanimbar, yang saling memiliki, saling mendukung, kekeluargaan, dan toleransi.”

Pendeta Jance Bulohroy, Pendeta di Walerang
“Perayaan seabad Gereja Katolik di Desa Awear dan Sofyanin menjadi tanda bagaimana iman umat telah teruji. Corak pastoral yang dikedepankan para misionaris seharusnya menjadi rahmat Allah yang berlimpah bagi umat. Saya berharap, muncul para pewarta Injil yang andal dari dua desa ini, yang mau memberikan diri bagi karya keselamatan Allah. Bagi Gereja Protestan, umat Katolik adalah saudara seiman. Maka, warisan ekumene dari para misionaris harus terus dipertahankan.”

Pater Kees Böhm MSC, Imam asal Belanda
“Selama tahun 1980-an pada beberapa kesempatan, saya mengunjungi Sofyanin dan Awear, dalam rangka penataran dan pelatihan di bidang memimpin ibadat, membawa bacaan Kitab Suci, dan peningkatan kemampuan menyanyi. Saya ingat ketika pertama kali datang untuk memberi penataran, saya siap untuk perkiraan 30 peserta. Betapa kaget ketika seluruh penduduk kampung ramai-ramai datang; semua mau ikut dalam kegiatan itu. Di Sofyanin pun terjadi hal demikian. Sewajarnya Pastor Drabbe dari dalam surga bergembira melihat betapa berkembang benih yang ia taburkan di Pulau Fordata itu.”

Pastor Paul Fangohoi MSC, Pastor Kuasi Awear dan Sofyanin
“Perayaan 100 tahun baptisan pertama di Fordata adalah perayaan iman, sebuah ungkapan cinta kasih Allah kepada umat-Nya melalui Sakramen Baptis. Untuk itu, perlu disyukuri sebagai anugerah istimewa. Kami bersyukur pula karena diberi kesempatan merayakan 100 tahun ini, yang tidak semua orang alami. Semoga perayaan ini memberi kesatuan iman, keteguhan hati, dan persaudaraan yang sejati bagi seluruh umat.”

Sr Barbara Abaulu TMM, Biarawati asal Desa Sofyanin
“Perayaan ini adalah tanda berkat Allah kepada manusia. Rahmat ini harus disyukuri dengan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang setia kepada Kristus baik dalam keluarga, Gereja, maupun bangsa dan negara. Semoga perayaan ini menjadi berkat bagi masyarakat Fordata untuk lebih menjadi pribadi yang mencintai Tuhan.”

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here