Fransiskus, Santo Pelindung Misi

2970
Penghormatan: Relikui St Fransiskus Xaverius dalam peti kaca dipajang di Katedral Se, Goa, India.
[bbc.com]
3.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Dengan gigih St Fransiskus Xaverius mewartakan kabar gembira sampai ke Asia, bahkan Maluku. Berkat kiprah santo pelindung misi ini, banyak orang dapat mengenal Sang Juru Selamat.

Pada bulan Oktober lalu, di pulau Ambon, Maluku telah diresmikan sebuah monumen St Fransiskus Xaverius oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Guido Filipazzi. Di monumen itu terdapat patung St Fransiskus setinggi enam meter dengan batu landasan dua meter. Di atasnya ada patung kepiting menjepit salib.

Menurut kisah, ketika St Fransiskus berkunjung ke Seram menggunakan perahu kora-kora, di hari ketiga badai mengamuk. Lalu ia mencelupkan salibnya ke laut. Sayang, talinya putus dan salibnya jatuh ke laut. Badai terus mengamuk, kapalnya kemudian terhempas ke pantai Seram. Fransiskus lalu turun dari kapal menyusur pantai menuju desa. Di perjalanan, ia terheran-heran ketika melihat seekor kepiting besar membawa salib datang ke arahnya. Setelah ia meng ambil salib itu, kepiting pun lantas bergegas balik ke laut.

Peresmian monumen pada Rabu, 1/10, itu merupakan tanda kehadiran St Fransiskus di Nusantara pada 468 tahun silam. Ia hadir tepatnya pada 14 Februari 1546. Kini patung yang berdiri tegak di pinggir jalan J. Leimena di desa Hative Besar itu, siap menyapa setiap orang yang melintas dari Bandara Pattimura menuju kota Ambon.

Perayaan di Paroki
Di bulan Desember ini, tepatnya pada tanggal tiga, Gereja Katolik memperingati perayaan St Fransiskus Xaverius. Di banyak paroki yang memakai nama pelindung St Fransiskus Xaverius pasti akan merayakannya. Salah satunya Paroki Tanjung Priok Jakarta. Menurut Pastor Kepala Paroki Tanjung Priok, Romo Maryanto CM, dalam rangka perayaan pelindung paroki sekaligus ulang tahun paroki ke-62, mereka merayakannya sejak bulan Agustus. Peringatan dibuka bersamaan dengan perayaan HUT RI.

Selanjutnya rangkaian acara pun digelar paroki itu. Misalnya, seminar kesehatan, doa jalan salib, bersepeda, audisi FX got talent, sarasehan organis, peragaan busana daerah, lomba kor OMK antarwilayah, sosialisasi BPJS, bazar murah, pameran foto. Rangkaian peringatan itu ditutup pada Minggu, 7 Desember 2014. Selain Misa, paroki juga akan menggelar pesta rakyat.

Di dalam Misa penutupan biasanya diadakan perarakan patung St Fransiskus Xaverius pada awal misa menuju ke altar. “Dengan pengangkatan patung tersebut diharapkan umat mengingat bahwa Gereja ini adalah gereja yang misioner,” ungkap Romo Maryanto ketika ditemui HIDUP, Selasa, 25/11.

Menurut Romo Maryanto, St Fransiskus adalah seorang misionaris sejati. Diharapkan umat di parokinya dapat mengikuti jejak Fransiskus sebagai paroki misioner yang berani keluar dari diri sendiri. “Gerakan misi ini harus selalu disadari,” ungkapnya. Di paroki Tanjung Priok, hal ini telah dimulai dengan acara bazar murah untuk umat beragama lain pada waktu Lebaran.

Misi St Fransiskus adalah pewartaan kabar gembira. Menurut Romo Maryanto semangat gerakan itu terus diupayakan. Caranya dengan memperbanyak katekis untuk membimbing para katekumen. “Upaya pembaptisannya lumayan. Setiap tahun bisa 100 orang,” katanya.

Komunitas Xaverian
Di tempat lain yaitu di komunitas Serikat Xaverian (SX) Jakarta, menurut Magister Novis Xaverian Romo Yakobus Sriyatmoko SX, setiap tahun ada peringatan St Fransiskus Xaverius sebagai pelindung Serikat. Tahun ini, seperti biasanya akan dirayakan bersama para sahabat dan penderma di Wisma Xaverian Bintaro pada Minggu, 7 Desember.

Direncanakan, tahun ini juga akan diperkenalkan Paguyuban Awam Xaverian (PAX). Hadirin yang datang, jika tertarik dapat bergabung untuk menghayati spiritualitas Xaverian di PAX. Sedangkan tema acaranya, akan dikaitkan dengan seruan apostolik Paus Fransiskus Evangelii Gaudium(EG). “Tema ini sengaja dipilih untuk menyerukan kembali anjuran Paus bahwa setiap pewarta, baik imam maupun awan mesti keluar dari zona nyaman dan pergi menjumpai yang lain,” ujarnya.

Sesuai pengalaman Romo Yakobus sewaktu di Prancis, Kamerun dan Italia, acara peringatan St Fransiskus Xaverius di SX juga diadakan sama seperti di Indonesia. Jelang perayaan, biasanya diawali dengan novena St Fransiskus Xaverius yang sudah sejak lama dihidupi Ordo SX. Dalam novena itu, peserta diajak untuk merenungkan kembali kisah perjalanan St Fransiskus, terutama semangatnya dalam mewartakan injil. “Dengan begitu, kami ingin terus mewartakan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya sesuai harapan sang pendiri SX St Guido Maria Conforti,” kata Romo Yakobus.

Pameran Relikui
Di Goa India, di tempat jenazah St Fransiskus Xaverius disemayamkan di Katedral Se, tengah diadakan penghormatan jenazah St Fransiskus Xaverius 22 November sampai 4 Januari 2015.

Menurut cerita, sebelum dipindah ke Goa, jenazah St Fransiskus yang meninggal di pulau Sanchian dimakamkan sementara dengan peti yang di dalamnya ditaruh sekantung tanah liat di bawah dan atasnya. Peti itu kemudian ditutup dengan batu agar mudah ditemukan. Setelah dua setengah bulan disimpan di Sanchian, pada Februari 1553 jenazahnya di bawa ke Malaka. Kondisi jenazah masih segar dan utuh, tanpa ada tanda kebusukan sedikit pun.

Pada 22 Maret 1553, jenazah disemayamkan di gereja para Yesuit, Nossa Senhora de Monte. Desember 1553, jenazah Fransiskus kemudian dibawa ke Goa dan sampai pada Maret 1554. Kurang lebih 150 tahun kemudian, jenazah St Fransiskus Xaverius masih terlihat utuh dan segar, namun sesudah itu mengering.

Bagi Xaverian, St Fransiskus adalah tokoh inspiratif dalam mewartakan injil. Pendiri SX, St Guido Maria Conforti tertarik menjadi pewarta salah satunya karena membaca riwayat hidup St Fransiskus. Kemudian ia ingin meneruskan misi St Fransiskus ke China. Meskipun tidak sempat berkarya di China, keinginan St Guido Maria Conforti itu akhirnya terpenuhi ketika para misionaris SX yang sampai juga ke China.

Romo Yakobus, berharap dengan peringatan dan devosi kepada St Fransiskus, umat jangan hanya meminta agar doanya dikabulkan, namun yang paling penting umat dapat menghidupi semangat St Fransiskus dalam mewartakan Injil dengan tidak kenal lelah dan takut akan kesulitan. “Kalau bisa mewarisi semuanya itu, maka saya kira semakin banyak orang yang dapat mencintai dan mengenal Kristus,” pungkasnya.

A. Nendro Saputro/Celtus Jabun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here