Masa Adven

5036
4.6/5 - (5 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Seringkali saudara-saudari yang Kristen Protestan merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, sedangkan kita orang Katolik merayakan Natal sesudah tanggal 25 Desember. Mengapa ada perbedaan itu? Mengapa dibedakan menjadi dua periode, yaitu masa Adven dari Minggu I sampai tanggal 16 Desember dan mulai tanggal 17 sampai 24 Desember?

Lucius Sumarlin, Surabaya

Pertama, sudah sejak awal berdirinya Gereja, selalu ada masa persiapan untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus di Betlehem. Masa persiapan ini disebut masa Adven (artinya kedatangan). Persiapan itu mencakup bidang liturgis maupun bidang penghayatan rohani pribadi.

Sasaran persiapan itu dibedakan menjadi dua, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Persiapan jangka panjang diarahkan pada kedatangan Kristus yang kedua sebagai Hakim Akhir Zaman. Sedangkan persiapan jangka pendek diarahkan pada perayaan pesta kelahiran Yesus di Betlehem tanggal 25 Desember.

Dari catatan historis abad IV, sudah dibedakan adanya dua makna masa Adven seperti itu. Dua makna inilah yang dipertahankan oleh Konsili Vatikan II dalam pembaruan liturgi Gereja. Tidak adanya masa Adven dalam Gereja-gereja Protestan bisa jadi merupakan perwujudan keinginan untuk tampil beda dari Gereja Katolik dan kurang perhatian pada tradisi Gereja yang sudah ada sejak awal.

Kedua, masa Adven terdiri atas empat hari Minggu dengan tema utama penantian. Dua makna Adven tersebut melatar-belakangi pembedaan perayaan liturgis. Liturgi dari Minggu pertama sampai 16 Desember lebih diarahkan kepada penantian eskatologis, yaitu kedatangan Yesus Kristus yang kedua sebagai Hakim Akhir Zaman.

Bacaan-bacaan liturgis selama periode pertama ini merenungkan tema jangka panjang ini. Dengan demikian masa penantian Adven mengajak seluruh umat untuk memandang ke depan, yaitu ke saat akhir dari seluruh alam semesta atau saat akhir dari hidup setiap orang. Jadi, periode pertama Adven ini memberikan pespektif yang lebih mendalam untuk masa Adven periode kedua.

Mulai 17 Desember dimulailah periode kedua masa Adven sampai 24 Desember, yaitu persiapan jangka pendek. Baik dalam perayaan Ekaristi maupun dalam Ibadat Harian, semua rumusan doa, bacaan, permohonan, diarahkan secara lebih jelas kepada persiapan merayakan kembali kelahiran Sang Sabda sebagai bayi Yesus di Betlehem.

Saat-saat bersejarah dari kelahiran bayi sederhana yang kemudian ternyata mengubah nasib seluruh umat manusia, dirayakan kembali.

Dua makna Adven inilah yang menunjukkan bahwa masa Adven merangkum keseluruhan kekayaan eskatologis misteri kedatangan Tuhan dalam sejarah sampai pada pemenuhannya.

Persiapan jangka panjang menampilkan dimensi eskatologis, dan persiapan jangka pendek menunjukkan dimensi historis-sakramental. Keduanya sangat erat terkait dan dihayati dalam hidup setiap murid Tuhan.

Ketiga, dimensi eskatologis masa Adven menunjukkan, bahwa keselamatan yang telah kita terima dan nikmati dari Allah, masih terus berkembang menuju ke kesempurnaannya pada akhir jaman (1 Ptr 1:5). Keselamatan yang sudah kita nikmati tetapi belum penuh adalah perwujudan janji keselamatan Allah yang akan dibawa kepada penyempurnaannya pada saat kedatangan Kristus yang kedua, yaitu pada “hari Tuhan” (1 Kor 1:8; 5:5).

Dimensi eskatologis ini mengingatkan kita akan tugas misioner Gereja untuk mewujudkan keselamatan itu sepenuhnya sampai pada kedatangan Kristus yang kedua sebagai Hakim Akhir Zaman.

Dimensi historis-sakramental masa Adven merujuk pemenuhan janji keselamatan Allah, yang sudah terwujud dalam diri Yesus, yang dilahirkan di Betlehem itu. Janji penyelamatan Allah diwujudkan secara sangat konkret dalam bentuk kelahiran Yesus, dalam darah dan daging seperti kita.

Allah yang tak kelihatan itu menjadi nampak dan dapat diraba dalam diri Yesus, putra Maria, yang dilahirkan di kandang di Betlehem. Dialah Sang Penyelamat yang dijanjikan Allah.

 

Petrus Maria Handoko CM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here