Pasanganku Suka Ngegame

177
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Ibu Dewi terkasih, suami saya gemar sekali bermain game, entah di gadget, komputer, maupun play station. Hampir tiap Sabtu atau libur kesempatannya nge-game di rumah. Saya kadang merasa lucu ketika melihat ekspresi wajah dan gayanya saat itu, seperti anak-anak. Tapi, kadang juga saya bertanya dalam hati, apakah suami saya tak cukup bahagia ketika kanak-kanak atau kurang waktu bermain kala kecil dulu. Mohon penjelasan, Bu. Terima kasih.

Sandra Sianipar, Medan

Ibu Sandra, apa kabar? Menarik yang Ibu sampaikan. Apa yang Ibu alami saat ini mungkin juga terjadi di keluarga lain, meski skala dan intensitas berbeda. Ada yang menarik bagi saya, yakni pemahaman dan pengertian Ibu terkait minat atau kesukaan suami. Jarang pasangan memahami kondisi suami atau istrinya.

Ada kejadian, masalah tersebut justru menjadi pemicu persoalan lebih besar. Sementara dari cerita singkat di atas, Ibu lebih memahami dinamika dan kemungkinan lain, dengan harapan bisa menerima suami beserta hobinya yang menarik.

Setiap orang memiliki minat tertentu. Hal itu dapat berangkat dari hobi atau kesukaannya. Minat yang berasal dari hobi ini biasanya bertahan lama. Dalam kondisi tertentu, dapat menjadi cara untuk mengatasi atau mengobati kejenuhan dalam pekerjaan atau rutinitas. Ada pula dari hobi atau minat menjadi sebuah profesi yang memberikan pendapatan.

Minat, hobi, atau kesukaan tidak jauh berbeda dari needs atau kebutuhan seseorang. Orang yang memiliki minat seni, memiliki kebutuhan kuat akan ekspresi seni, entah menjadi pelaku seni atau penikmat seni. Seseorang yang berminat dalam olah raga, butuh tantangan atau kompetisi untuk hidup sehat. Seseorang yang minat atau hobi bermain games bisa jadi berangkat dari kebutuhan akan pleasure activity atau kebutuhan untuk bersenang.

Pertanyaan yang muncul, apakah bermain game merupakan perwujudan atau ekspresi kurang bermain pada masa lalu? Bisa iya, bisa juga tidak. Bermain merupakan bagian dari rutinitas. Wujud bermain adalah permainan. Dalam arti tertentu, bekerja merupakan wujud bermain. Sebab, inti bermain adalah menemukan rasa senang dan berelaksasi agar seseorang tidak stres akibat berbagai tekanan dan tuntutan hidup atau pekerjaan.

Bermain menjadi persoalan jika berlebihan dan membuat orang menjadi tak produktif, melupakan tugas utama, tergantung, bahkan menjadi budak permainan itu. Dengan kata lain, orang menjadi terobsesi.

Seseorang pada tahap perkembangannya mengalami kekurangan dalam satu hal, tidak selalu menjadi problem pada kemudian hari. Ada banyak orang mampu mengatasi kekurangan tersebut dan tetap menjadi produktif. Terlepas pengalaman masa lalu suami yang terpenting adalah kemampuannya mengelola minat atau kesukaan itu tanpa harus mengganggu aktivitas lain terutama pekerjaan dan keluarga.

Suami hanya menyalurkan hobi pada hari libur dan dalam jangka waktu tertentu, berarti masih dalam takaran wajar. Justru yang Ibu perlu khawatirkan, saat suami melupakan atau mengabaikan peran dan tugasnya yang lain karena keasyikan ngegames. Jika ada aktivitas lain yang, bisa ditawarkan, seperti olah raga, travelling, ini bisa menjadi alternatif. Lebih bagus lagi, jika aktifitas tersebut melibatkan keluarga. Selamat mencoba.

Dewi Setyorini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here