Seks Itu Kudus, bukan Obyek

823
Peserta Seminar Love, Dating, and Sex yang diadakan OMK St. Fransiskus Xaverius , paroki Kuta, Bali, PD Don Bosco dan Disciples of Jesus Covenant Community (DOJCC) pada Minggu, 25/02 (Foto: Tobit/ Dyon Harshanto)
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Lebih lanjut, dr. Lucia mengupas mengenai Kejadian 1, 26-31. Dijelaskan tentang cinta Adam yang penuh, bisa diungkapkan pada temannya, Hawa. Pada saat mereka telanjang, mereka tidak malu. Kenapa? Karena Adam tidak pernah memandang Hawa sebagai obyek, keduanya sebagai subyek. Mereka masih dipenuhi oleh kemuliaan Allah.

Pandangan kita terhadap manusia lain pun semestinya sedemikian tinggi. Cinta manusia harus ada orang lain, sama seperti Bapa yang penuh kasih. “Ia mempunyai cinta yang tidak terisolasi, maka Allah Bapa mempunyai Allah Putera, hasil buah cinta, timbullah Allah Roh Kudus.”

Karena kita secitra dengan Allah, maka yang terjadi pada Allah, terjadi pula dengan kita. Saat berhubungan dengan lawan jenis, banyak hal yang dirasakan, seperti rasa ketidak-cocokan, perselisihan. Rasa itu juga yang Tuhan berikan, sebelum memutuskan untuk hidup bersama. “Tetapi bagaimana kedepannya kita mengolahnya. Kalau ngga punya chemistry itu, bagaimana akan melakukan hubungan seksual” jelasnya yang ingin menyampaikan tentang perbedaan antara attraction and sex.

Kepada beberapa peserta yang hadir, dr.Lucia menanyakan tentang definisi seks. Ada yang mengatakan, seks itu bahagia. Ada pula yang mengatakan, seks itu nikmat atau berat. Ia menyampaikan bahwa saat ini seks seperti diumbar. “Dalam sebuah film, hampir kita jumpai ada adegan seks sebagai imbuhan, supaya laku.”

Sementara, bak paradoks, Kejadian 1:28, mengatakan bahwa Allah memberkati mereka terlebih dahulu, lalu berfirman “beranak-cuculah dan bertambah banyak”. Mirip dengan sebuah jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan dr.Luci kepada anak SMA. Jawaban mereka lebih ideal, bahwa seks itu kudus.

 

A.Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here