Mantra Ketika Salib Terasa Berat

1281
Pastor Josep Susanto menerima kenang-kenangan dari Pantia Seminar, Inge Priyatna (Ketua Panitia) dan Antonius Hermanto Tjahjadhi (Wakil Koordinator PDKK St Anna).
[HIDUP/A.Bilandoro)
4.3/5 - (6 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Gereja St Anna di Minggu siang itu tampak padat layaknya misa. Sekitar 450 orang umat paroki Duren Sawit mulai memenuhi bagian tengah di kedua sisi kanan dan kiri ruangan.

Tak lama berselang, mereka melafalkan mantra. “Jejenam, jejenam, jejenam, oo Jesu Christe jejenam”, mulai dari bernada penuh hingga lirih setengah suara. Perlahan-lahan, mereka pun diajak masuk ke dalam keheningan dan kekhusyukan doa, mengawali pembukaan acara seminar.

Mantra yang mengawali doa itu berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti “Jayalah, Mulialah, O Yesus Kristus, Mulialah”.  Imam Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Pastor Josep Fery Susanto hadir sebagai sebagai pembicara seminar yang bertema sama dengan judul buku yang ditulisnya “Ketika Salib Terasa Berat.”

Seminar yang diadakan pada Sabtu, 10/03 lalu (pukul 14.00-17.00) diselenggarakan oleh Komunitas (Persekutuan Doa Karismatik Katolik) PDKK St Anna. “Rasanya cocok kalau diadakan pada masa Prapaskah”, ujar Wakil Koordinator PDKK, Antonius Hermanto Tjahjadhi.

Sementara enam bulan lalu, Inge Priyatna, Ketua Panitia Seminar menuturkan bahwa gagasan menyelenggarakan seminar ini bersambut dengan persetujuan Pastor Kepala Paroki Duren Sawit, Pastor FX. Widiatmoko SJ. Harapannya agar umat yang hadir dapat berdamai meski dalam penderitaan dan keluar sebagai pemenang, dengan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan.

Walau tidak ada sesi tanya jawab karena uraian yang sedemikian padat dari Pastor Josep, namun umat tetap setia mengikuti seminar hingga usai. Imam yang menyelesaikan studi doktorat di Manila (di bidang Teologi Biblis di Loyola School of Theology) juga menulis buku lainnya, “Tiada Kata Tanpa Makna”.

 

Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here