Di Radio, Menerjemahkan Injil

423
Pastor Antonius Gregorius Angelo Lalu.
[NN/Dok.Pribadi
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Di saat merebaknya berbagai perkembangan teknologi informasi, radio hadir sebagai media yang mempromosikan nilai kemanusiaan dan pesan Kabar Gembira.

Radio didirikan sebagai wujud tanggungjawab dan kepedulian Gereja Katolik untuk ambil bagian dalam upaya mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan universal dan nilai-nilai Pancasila, menyebarkan nilai-nilai baik dan mencerdaskan manusia pada umumnya dan masyarakat serta umat di Indonesia. Berkaitan dengan peran radio sebagai suara kenabian, HIDUP mewawancarai Ketua Signis Indonesia yang baru terpilih untuk periode 2018-2021, Pastor Antonius Gregorius Angelo Lalu. Berikut petikannya:

Apa saja peran Signis dalam kaitan dengan media pewartaan?

Signis adalah asosiasi non-profit para komunikator profesional Katolik yang diakui, Vatikan. Asosiasi ini didirikan 21 November 2001 sebagai gabungan dari International Catholic Organization for Cinema and audiovisual dan International Catholic Association for Radio and Television. Asosiasi ini membantu Gereja dalam karya pewartaan Injil melalui radio, televisi, cinema, video, media education, internet, karya-karya jurnalistik dan teknologi baru.

Signis Indonesia sebagai satu dari lebih dari seratus negara anggota Signis Dunia, lahir 24 Mei 2002 di Bandung. Peran Signis terungkap jelas dalam karya para anggotanya. Para komunikator professional Katolik, dengan caranya masing-masing berpartisipasi dalam karya pewartaan nilai-nilai Katolik dalam media komunikasi sosial. Pesan-pesan disampaikan lewat pelbagai karya jurnalistik cetak, produksi audio, dan visual.

Terkait radio sebagai ladang pewartaan Signis, bagaimana peran radio saat ini?

Promosi nilai kemanusiaan, penyebaran nilai baik dan usaha mencerdaskan ditempuh dalam pelayanan melalui media komunikasi sosial berbasis audio yaitu Lembaga Penyiaran Radio. Media ini dipilih karena bersifat merakyat, mampu menjangkau banyak orang dan langsung berinteraksi dengan masyarakat luas. Apalagi perkembangan teknologi informasi makin membantu media ini menjadi sahabat banyak orang ditunjang oleh munculnya media sosial berbasis internet.

Merebaknya perkembangan teknologi informasi menyebabkan banyak orang mengalami kebingungan dengan membanjirnya jutaan informasi. Karena itu muncul satu kebutuhan akan suatu media yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran yang diharapkan makin membentuk manusia-manusia Indonesia yang berkepribadian penuh cinta kasih dan memperjuangkan nilai penghormatan kepada alam semesta.

Atas dasar kebutuhan ini radio hadir lewat program-program yang kreatif. Diharapkan media ini mampu berkontribusi dalam usaha menciptakan manusia-manusia yang berkualitas nilai universal, Pancasilais, dan cerdas dalam membangun dan memajukan bangsa dan tanah air.

Apakah ada program pengembangan radio dari Signis sendiri?

Karya utama anggota Signis, Regio, Nasional, Asia maupun tingkat dunia adalah mengomunikasikan pesan-pesan Injil. Mengomunikasikan berarti membuat orang mengerti dan menjalankannya. Di sinilah sebenarnya bantuan terbesar dari para pekerja media komunikasi sosial Gereja: Menerjemahkan pesan-pesan Injil sesuai “bahasa” media atau channel yang digunakan sebagai saluran pesan. Demikian pula pelbagai pesan penting dari pimpinan Gereja misalnya pesan uskup tentang pertobatan. Tugas para komunikator adalah menerjemahkan pesan pertobatan uskup itu dalam bahasa radio agar makin dimengerti banyak orang. Dalam konteks ini, Signis juga mendorong supaya regio dan nasional membuat training audio-visual atau produksi bersama.

Sebagai Ketua Signis baru, apa yang akan dibuat dalam waktu dekat?

Apa yang penting hendak kami upayakan adalah mengajak semakin banyak komunikator professional Katolik yang tergabung dalam asosiasi ini, termasuk Komisi Komunikasi Keuskupan yang belum bergabung. Adalah jauh lebih efektif, efisien masuk dalam sebuah jaringan kerja sama daripada berkarya sendiri-sendiri. Sebagai pengurus baru, kami berusaha melayani kepentingan anggota dan asosiasi tetapi terlebih meningkatkan jaringan kerja sama karya, bukan hanya relasi personal tetapi keterkaitan karya satu sama lain. Kami hendak mendorong mereka yang berkarya misalnya di radio untuk membangun jaringan kerja sama untuk saling belajar dan saling menguntungkan satu sama lain.

Yusti H. Wuarmanuk

1 COMMENT

Leave a Reply to Blasius Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here