Pionir Perdamaian di Kawasan Perbatasan

159
Wakil Bupati MTB Agustinus Utuwaly melepaskan peserta jalan santai bersama Pemuda Katolik. [Dok.Everardus Yempormas]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com Dalam semangat Kebangkitan Nasional, Pemuda Katolik Maluku Tenggara Barat mengadakan parade kebangsaan dan Kursus Kepemimpinan Lanjut

PEMUDA Katolik bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) menggelar Parade Kebangsaan di Kota Saumlaki, Provinsi Maluku, Jumat, 25/5. Parade kebangsaan ini selain memperingati Hari Kebangkitan Nasional, juga mengawali penyelenggaraan Seminar Nasional dan Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) Pemuda Katolik tahun 2018 di Saumlaki.

Mayoritas peserta dalam parade ini adalah pelajar dan kader Pemuda Katolik. Hadir juga dalam kegiatan ini jajaran Pemda MTB juga Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pemuda Katolik Christopher Nugroho, jajaran pengurus Pusat Pemuda Katolik seperti Yurist Oloan dan Ignatius Ganjar, Pengurus Pemuda Katolik Komda Maluku, Pengurus Komcab Kabupaten MTB, dan para peserta seminar KKL.

Wakil Bupati MTB, Agustinus Utuwaly membuka sekaligus melepaskan jalan santai bersama Pemuda Katolik ini.  Dalam sambutan singkatnya, Agustinus meminta kepada Pemuda Katolik agar menjadi pionir perdamaian di tengah bangsa.

Ia mengatakan, Pemuda Katolik harus menjadi corong terdepan daerah dalam membangun perdamaian dan keimanan umat.

Pribadi Patriotisme
Beberapa materi yang juga dibawakan dalam KKL tahun 2018 ini antara lain Membangun Kawasan Perbatasan NKRI dalam Perspektif Pemerintahan Daerah. Bupati MTB, Petrus Fatlolon mengatakan membangun kawasan perbatasan butuh partisipasi aktif semua masyarakat.

Pemerintah berjuang tetapi tidak didukung oleh masyarakat maka hasilnya percuma. Petrus secara khusus meminta kepada Pemuda Katolik dan para peserta seminar untuk mendukung program-program pemerintah dalam hal membangun kawasan perbatasan. “Ini tugas berat pemerintah tetapi pemerintah bisa bila masyarakat mendukung penuh.”

Sementara itu Christopher Nugroho mengatakan kegiatan ini untuk mengingatkan pada peristiwa penting dan bersejarah 110 tahun lalu yakni Hari Kebangkitan Nasional. “Saat itu belum ada negara Indonesia tetapi pemuda sudah memiliki kesadaran akan pentingnya peran pemuda dalam memajukan pendidikan khususnya dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Christopher.

Christoper Nugroho (kedua dari kiri) dalam acara jalan santai.

Oleh karena itu, lanjut Christopher, semangat kebangkitan nasional harus menjadi semangat Pemuda Katolik MTB. Pemuda Katolik harus berupaya untuk mendukung dan memajukan pembangunan dan tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Senada dengan Christopher, ketua panitia kegiatan Kornelis Waturu mengatakan kegiatan ini sebagai api yang membakar semangat nasionalisme dan patriotisme kaum muda. Tujuannya agar gelora persatuan menjadi program utama kaum muda agar terciptanya masyarakat yang aman dan bebas dari intoleransi dan inklusivisme. “Tanpa patriotisme dan nasionalisme maka persatuan dan kesatuan akan lemah,” ujarnya.

Pastor Yoppy Sorluri selaku Moderator Pemuda Katolik MTB dalam sambutan mengatakan bahwa perjuangan untuk memajukan Indonesia yang damai bukan datang dari pemerintah. Inisiatif ini harus muncul dari hati setiap insan yang terpanggil mengusahakan perdamaian. Terkadang, katanya, orang berbuat perdamaian mencontoh orang lain dulu.

“Maka saat ini dalam pesta Kebangkitan Nasional, orang muda Katolik perlu menjadi garda perdamaian. Tidak harus mengangkat senjata tetapi membuktikan lewat studi, karakter hidup dan prestasi-prestasi,” demikian Pastor Yoppy.

Everardus Yempormas (Saumlaki)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here