Tahta Suci: Perdagangan Manusia adalah Manifestasi Terbesar Perbudakan Modern

180
Uskup Agung Ivan Jurkovic. [Dok.vaticannews.va/]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com Uskup Agung Ivan Jurkovic, Pengamat Tetap Takhta Suci untuk PBB di Jenewa menyampaikan sebuah pemaparan tentang perdagangan manusia pada Kamis, 21/6 di Dewan Hak Asasi Manusia, bersamaan dengan kunjungan Paus Fransiskus di kota Swiss itu.

Takhta Suci mengatakan bahwa perdagangan manusia, “manifestasi terbesar dari perbudakan modern”, dapat dikalahkan dengan “menghilangkan budaya konsumerisme” dan mendorong budaya perjumpaan yang berpusat pada penghormatan terhadap martabat manusia.

Bisnis yang Menguntungkan
Mengutip pesan dari Santo Paus Yohanes Paulus II, Uskup Agung Jurkovic mengatakan bahwa perdagangan manusia adalah “pelanggaran yang mengejutkan terhadap martabat manusia dan pelanggaran berat hak asasi manusia.”

Uskup Jurkovic mencatat bahwa dengan lalu lintas pergerakan manusia yang jumlahnya lebih dari 900 juta orang di seluruh dunia), kejahatan transnasional ini telah berkembang sebagai bisnis yang mendatangkan uang, dengan mengambil keuntungan dari konflik, kesengsaraan, korupsi, kurangnya pendidikan, dan perjuangan untuk masa depan yang lebih baik. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Inilah sebabnya, katanya, Paus Fransiskus memulai apa yang disebut Santa Marta Group yang melibatkan lembaga penegak hukum (aliansi kepala polisi internasional) dan kaum religius (uskup dari seluruh dunia), untuk mempertimbangkan tindakan bersama yang bertujuan meningkatkan kerja sama untuk membasmi perdagangan manusia dan perbudakan modern, menempatkan korban sebagai pusat strateginya.

The Pope describes trafficking as “an open wound on the body of contemporary society” (Paus Fransiskus menggambarkan perdagangan manusia sebagai “luka terbuka pada tubuh masyarakat kontemporer/ seperti saat ini yang bersinggungan dengan kemajuan teknologi).

Ukuran terhadap Penyebab Penderitaan
Di antara beberapa langkah yang disarankan oleh para diplomat Vatikan dalam memerangi penyebab penderitaan (sebagai suatu momok) adalah mendekriminalisasi korban, menuntut pelaku perdagangan dan pengguna, pencegahan, perlindungan dan penyatuan kembali (reintegrasi) korban dan menggunakan aset dari para pelaku perdagangan yang terpidana untuk membantu para korban.

Perdagangan Manusia dapat Dihilangkan
“Kita dapat mengalahkan perdagangan orang hanya dengan menghilangkan budaya konsumerisme, yang memberinya makan,” kata Uskup Jurkovic.

“Selain itu, kita perlu mengembangkan budaya baru berupa perjumpaan yang berpusat pada saling menghormati martabat manusia yang tak tergantikan/ tak dapat dicabut dari setiap orang.”

Uskup Jurkovic menekankan kembali, “No one is born to be treated as a slave.” (“tidak seorang pun dilahirkan untuk diperlakukan sebagai budak”)

 

Sumber: Robin Gomes (vaticannews.va)
Diterjemahkan/ diunggah oleh: A.Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here