Kapan Aku Dilamar?

482
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Dear pengasuh, saya perempuan, 35 tahun, belum menikah, dan saat ini dekat dengan seorang pria sekantor. Usianya dua tahun lebih tua dari saya, juga belum menikah. Kami sudah pacaran hampir dua tahun. Dua minggu belakangan ini kami sedang berantem dan tidak komunikasi. Ego kami sama-sama besar. Apa yang harus saya lakukan? Sebagai perempuan, apakah saya pantas menanyakan kapan dia akan melamar saya, karena di samping usia sudah cukup, keluarga juga terus bertanya. Mohon saran.

Stephani Rani, Semarang

Mba Stephani yang baik, dalam kondisi sedang bertengkar, sebaiknya Anda dan pasangan sama-sama menenangkan diri terlebih dulu beberapa saat. Di samping itu, Anda dapat merenungkan pertengkaran yang sedang Anda alami dengannya, apa penyebabnya dan pemecahan seperti apa yang paling baik untuk dilakukan.

Setelah merasa cukup mengelola emosi terhadap masalah yang terjadi dengan pasangan, Anda dapat mengajak pasangan untuk bicara dari hati ke hati mengenai yang Anda rasakan. Sampaikan hasil perenungan Anda terhadap pertengkaran yang kalian alami. Mintalah kepada dia untuk menyampaikan pendapatnya, agar komunikasi terjadi dua arah dan ada diskusi yang sehat antara kalian. Hindari membuka pembicaraan dalam kondisi emosional, karena pada umumnya akan sulit membangun komunikasi yang sehat.

Bicara mengenai pantaskah Anda bertanya kapan dia akan melamar Anda, alasan yang Anda kemukakan adalah karena usia sudah cukup dan keluarga sudah terus-menerus bertanya. Tuntutan usia dan keluarga seringkali dijadikan alasan untuk menikah. Padahal tidak seharusnya demikian, karena pernikahan adalah keputusan penting, bersifat sekali untuk seumur hidup, dan oleh karenanya yang perlu didasarkan pada keputusan yang matang, tidak sekadar didasarkan pada tuntutan usia dan pertanyaan atau permintaan keluarga.

Pada dasarnya, meminta masukan dari keluarga atau orang terdekat lain yang Anda percayai seringkali dapat membantu memberi berbagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan penting. Namun, sebaiknya tidak menjadikan tuntutan mereka sebagai dasar untuk mengambil keputusan menikah. Bagaimanapun juga, hanya Anda dan pasangan yang akan menjalani pernikahan tersebut, dan karena itu, kesiapan Anda dan pasangan adalah yang paling utama.

Sebelum Anda memutuskan untuk menikah, sebaiknya Anda bertanya kepada diri sendiri terlebih dulu, “Apakah saya menginginkan pernikahan ini?”. Itulah yang paling penting. Untuk membantu Anda menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat memikirkan hubungan Anda dengan pasangan secara lebih luas, menyangkut hal-hal apa saja yang Anda nilai sudah baik dari hubungan Anda, hal-hal yang masih perlu diperbaiki untuk membuat hubungan Anda siap dibawa ke jenjang pernikahan, serta harapan-harapan Anda terhadap hubungan tersebut.

Jika sudah memikirkannya secara matang, carilah waktu yang tepat, bukan untuk meminta dilamar, tetapi untuk mengajak pasangan Anda bicara mengenai hubungan Anda secara menyeluruh, termasuk rencana-rencana ke depan yang ingin Anda capai bersama dengan pasangan. Ingat, Anda juga perlu meminta pasangan untuk menyampaikan isi hatinya
terkait hubungan yang sedang kalian jalani. Dengan begitu, Anda dan pasangan memiliki keterlibatan yang sama besarnya di dalam menentukan kelanjutan dari hubungan yang sedang kalian bina. Tidak perlu memaksakan bahwa pembicaraan ini dapat tuntas dalam satu kali pertemuan. Membicarakan harapan dan keputusan terkait pernikahan bukanlah hal yang mudah, sehingga perlu dilakukan secara perlahan-lahan dan membutuhkan waktu yang cukup.

Berikan waktu untuk diri Anda dan pasangan untuk sama-sama memikirkannya secara matang dan mendiskusikannya secara dewasa, sebelum akhirnya mengambil keputusan bersama. Dengan demikian, apapun keputusan yang Anda buat bersama dengan pasangan, keputusan tersebut adalah keputusan yang paling baik.

Retha Arjadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here