Komunitas Jalan Kecil: Jalan Kecil Menuju Kristus

900
Komunitas Jalan Kecil dalam kunjungan kesalah satu Komunitas Ordo Karmel.
[NN/Dok.Pribadi]
3.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Bagi Komunitas Jalan Kecil jumlah boleh kecil tapi kualitas mereka jangan diragukan. Lewat hal-hal kecil, mereka menghidupi spiritualitas St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus.

Meditasi baru saja selesai. Beberapa anggota Komunitas Jalan Kecil masih berbagi cerita di Aula Gereja Maria Bunda Karmel. Stepanus Yvone menceritakan pengalaman yang melekat di benaknya beberapa tahun silam. Melewati lorong-lorong kecil di antara beberapa rumah umat Katolik yang ekonominya terbatas hatinya trenyuh. Di situ ia sadar, masih banyak umat Paroki Maria Bunda Karmel dan Maria Kusuma Karmel yang belum sejahtera.

Beberapa memiliki rumah seadanya, bahkan ada yang menempati rumah tidak layak huni. Sembako dan beberapa perabot akhirnya menjadi sumbangan yang saat itu diberikan. Sederhana, namun itu menjadi awal dari sebuah karya lebih besar lewat Komunitas Jalan Kecil.

Menghayati iman Katolik baru menjadi nyata ketika diwujudkan dalam tindakan kasih. Komunitas Jalan Kecil merintis langkah-langkah kecil untuk mewartakan cinta Tuhan yang besar. Dalam kebersamaan mereka menyatakan iman dengan berbagi untuk mereka yang membutuhkan.

Tanpa Cinta
Komunitas Jalan Kecil berdiri sejak 5 Agustus 2016. Berjalanannya komunitas ini terkait erat dengan keluarga besar Ordo Karmel Indonesai. Bersama Ordo Karmel Indonesia mereka menghadirkan kerajaan Allah di Muka bumi.

Ketua Komunitas Jalan Kecil Siane Waluyo mengungkapkan komunitasnya memiliki spiritualitas yang sama dengan Ordo Karmel. Dalam hal ini komunitas menghidupi spiritualitas yang diajarkan Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus. Cinta kasih yang sederhana menjadi ciri khas hidup St Theresia. Cinta kasih yang sama pada akhirnya menjadi jalan yang juga dilalui Komunitas Jalan Kecil.

Siane melanjutkan, melalui perjumpaan dengan para Karmelit Indonesia, komunitas didorong untuk memperdalam pengetahuan dan penghayatan iman. Ia menjelaskan meskipun memiliki spiritualitas yang sama namun komunitas ini sangat mandiri. “Kami berdiri sendiri dan mengatur komunitas kami secara mandiri. Hubungan kami dengan Ordo Karmel sangat kuat karena memiliki spiritualitas yang sama,” katanya.

Ajaran Jalan Kecil dari St Theresia menuntun Komunitas Jalan Kecil. Dalam ajarannya St Theresia menunjukkan bahwa kesucian dapat diraih hanya dengan cinta. Pelindung karya misi ini mengajarkan agar setiap umat percaya dan berserah total kepada Allah. “Untuk mencapai kesucian yang dibutuhkan hanyalah cinta, kepercayaan yang penuh dan penyerahan diri secara total kepada Allah,” ujar Siane.

Setiap karya yang dilakukan Komunitas Jalan Kecil, lanjut Siane, adalah jalan kesucian. Karya ini dijalankan dalam kesederhanaan, tersembunyi, namun dengan cinta yang besar. “Hal-hal kecil yang dilakukan dengan cinta akan menyenangkan hati Kristus. Sebaliknya hal-hal yang besar yang dilakukan tanpa cinta adalah sia-sia belaka,” jelasnya.

Cara Sedehana
Hingga kini, Komunitas Jalan Kecil telah berkembang di dua paroki. Kedua paroki ini adalah Paroki Maria Bunda Karmel (MBK) Tomang dan Paroki Maria Kesuma Karmel Meruya Keuskupan Agung Jakarta. Dua tahun berdiri komunitas ini beranggotakan 30 orang. Siane menceritakan, berangkat dari komunitas ini, dalam setiap kegiatan mereka dapat menggerakkan ratusan orang dalam kegiatan yang besar. “Saat ini, anggota kami belum banyak. Namun jika ada kegiatan biasanya yang datang lebih banyak. Bahkan dari paroki-paroki lain. Mereka memiliki kesan yang baik tentang komunitas kami,” terangnya.

Selain karya sosial, Komunitas Jalan Kecil juga setia dalam kegiatan-kegiatan yang kecil seperti melakukan pendalaman iman, retret, rekoleksi, seminar, pendalaman iman, dan Kitab Suci. “Kami melakukan itu dengan rutin sebulan sekali. Kami juga melakukan rangkaian devosi dengan mengunjungi beberapa tempat ziarah,” kata Siane.

Karya sosial yang dilakukan Komunitas Jalan Kecil sejauh ini masih sebatas dalam lingkup Paroki Tomang dan Meruya saja. Siane menyebutkan, komunitas akan dengan senang hati membantu siapa saja yang membutuhkan. Meski begitu, ia kegiatan ini misalnya mengunjungi umat-umat Paroki yang membutuhkan belas kasihan. “Kami juga mengunjungi beberapa Panti yang didirikan Ordo Karmel. Kami memberikan kepada mereka bantuan baik finansial maupun materi. Kami membawakan mereka sembako dan barang kebutuhann yang lainnya,” paparnya.

Siane mengatakan, apa yang dikerjakan Komunitas Jalan Kecil merupakan hal-hal yang kecil. Namun, dalam hal ini mereka menghidupi spiritualitas St Theresa. Ia mengungkapkan, semua dimulai dari hal-hal yang kecil dan tidak menunggu untuk mengerjakan hal-hal yang luar biasa. “Yang penting bagi kami adalah memulai kehidupan dan memulai dari yang kecil. Hal sekecil apapun yang kita berikan sangat berguna bagi yang membutuhkan’” bebernya.

Pendidikan Calon Imam
Komunitas Jalan kecil memiliki perhatian khusus terhadap calon imam. Menurut Siane, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting apalagi bagi seorang calon Imam. “Kami memiliki agenda tersendiri terhadap pendidikan calon imam baik di seminari tinggi maupun menengah. Bagi kami calon imam merupakan masa depan Gereja.”

Siane mengungkapkan, Komunitas Jalan Kecil berusaha membantu pendidikan calon imam dengan mengumpulkan dana untuk pendidikan di seminari-seminari. Ia mengungkapkan langkah ini mencontoh sebuah komunitas di Amerika Serikat, yakni Societas Litle Flower. Komunitas ini juga memilih perhatian pada pendidikan calon imam. “Kami ingin seperti mereka memikirkan masa depan gereja dari sisi Calon Imam.”

Komunitas ini kemudian mengambil langkah yang sama dengan menjadi donatur untuk memberi sponsor dan dukungan kepada calon Imam. Ketua Seksi Kegiatan, Stepanus Yvone menambahkan suburnya panggilan untuk menjadi klerus sangat penting bagi kehidupan Gereja. Umat harus saling melengkapi dan mendukung panggilan mereka. “Jika satu dengan yang lainya saling melengkapi maka akan sangat membantu.”

Lebih lanjut Stepanus mengatakan, pendanaan tentu sangat penting dalam pendidikan calon imam. Dengan sumber daya manusia yang memadai maka karya pelayanan akan sangat mudah dijalankan. “Selama ini bahkan ada yang dari Muslim juga memberiakan sumbangan. Kami mengajak mereka dan mereka sangat antusias untuk memberikan bantuan,” jelasnya.

Mutu yang Utama
Moderator Komunitas Jalan Kecil Paroki Tomang Pastor Andreas Yudhi Wiyadhi OCarm mengungkapkan, kini tantangan zaman semakin beragam bagi kehidupan umat beriman terutama umat di real estate. Banyak umat sangat sibuk dengan pekerjaan sehingga susah meluangkan waktu untuk meningkatkan kehidupan beriman. Ia melihat Komunitas Jalan Kecil hadir sekaligus menjawab tantangan itu.

Pastor Andreas menjabarkan hampir semua anggota komunitas ini memiliki pekerjaan sehingga mereka sangat sibuk setiap hari. Meski jumlah anggotanya sedikit namun mereka tidak berkecil hati. Bagi Komunitas Jalan Kecil jumlah boleh kecil tapi kualitas mereka jangan diragukan.

Siane menambahkan komunitas ini bekerja selaras dengan semboyan “non multas sed multus”, ‘bukan jumlah tetapi mutu yang dicapai’. “Jumlah kami memang begitu kecil dan karena itulah kami memilih hal-hal yang kecil dikerjakan sesuai dengan kemampuan kami. Yang terpenting bagi kami adalah bagaimana kami membawa umat Kepada Kristus melalui semangat dan Spiritualitas Karmel.”

Willy Matrona

2 COMMENTS

  1. Selamat pagi saudara dan saudari. Boleh kah saya bergabung dengan komunitas “Jalan Kecil” sementara saya tinggal jauh di kampung pelosok yaitu salah satu kampung di wilayah kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Dan seandainya saya di terima, bagaimana saya mengikuti kegiatan komunitas ini. Dan tolong di kirimkan kegiatan yang di lakukan oleh komunitas jalan kecil seperti waktu doa, dan kegiatan lainnya ya. Terimakasih saudara dan saudari. Salam Ave Maria

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here