Bukan Sekadar Lomba Lari

200
Peserta Run4U dari kelompok kategori Marriage Encounter. [HIDUP/Antonius Bilandoro]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com Tak hanya olahraga, kegiatan ini juga punya misi sosial.

MENTARI baru saja menampakkan batang hidungnya. Namun, pelataran Mal Alam Sutera Tangerang, sudah dibanjiri oleh ribuan orang. Mereka adalah peserta lari Run4U: Unity in Diversity. Selain lomba lari, kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 29/7 itu juga memuat lomba jalan sehat serta berbagai hiburan seperti festival musik, kuliner, dan bazar keluarga.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Profesional dan Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (PUKAT KAJ) serta Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK) KAJ bertujuan untuk menghidupkan semangat serta merangkai kebersamaan antarkomunitas, baik dalam lingkup Gereja Katolik maupun komunitas lari dan komunitas lain.

“Selaras dengan tahun persatuan KAJ, kita ingin meningkatkan semangat kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam format lari dan jalan sehat,” ujar Ketua Panitia, Charles Santoso. Meski berbalut kegiatan olahraga berbayar, Run4U memiliki intentio dantis atau maksud pemberi di mana seluruh dana yang terkumpul dari kegiatan ini akan dipersembahkan bagi pembangunan gedung gereja Paroki St Leo Agung Jatiwaringin, Jakarta Timur; gedung karya pastoral Paroki St Nikodemus Ciputat, Tangerang Selatan; dan gedung gereja Stasi St Aloysius Gonzaga Pamakayo, Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain pembangunan sarana fisik, dana tersebut juga dialokasikan untuk mendukung pembinaan kepemudaan BPK PKK KAJ. Meskipun kegiatan Run4U digelar untuk penggalangan dana, panitia tak menargetkan jumlah nominal yang didapat lewat kegiatan ini. “Target kami adalah semangat kebersamaan ini,” kata Charles.

Dengan sistem pendaftaran yang offline, dia tak menyangka antusias peserta dalam kegiatan ini amat besar. Jumlah peserta mencapai 3000 orang, dan mereka tetap bertahan sampai acara selesai pada pukul 10.00. Hal itu diakui oleh seorang peserta, Alberto Ernest. Dia ikut kegiatan ini tak semata-mata berolahraga, tapi juga kesempatan mengenal kaum muda dari berbagai paroki dan membantu pembangunan gereja dan sarana interaksi umat.

“Hari ini saya mendapatkan kegembiraan dan sukacita bersama teman-teman OMK yang hadir bersama, saya juga mendapatkan persahabatan baru dan diajak untuk peduli sesama.” Charles mengatakan kebersamaan dan persaudaraan yang terpancar dari para peserta memberikan sukacita bagi para panitia.

Kebersamaan ini memang sudah terasa sejak persiapan acara. Dia mengaku, penyelenggaraan kegiatan seperti ini merupakan hal baru bagi mayoritas panitia. Namun, mereka tetap menyelenggarakan tanpa memakai jasa event organizer, demi memangkas pengeluaran. “Kebersamaan dan semangat gotong-royong sangat terasa selama lima bulan persiapan event ini. Kami bahagia sekali,” kata Ketua Bidang Dana PUKAT KAJ itu.

Perhatian panitia juga terasa usai kegiatan itu berlangsung. Sepanjang arena Run4U
tak ada sampah berserakan atau terbuang sembarangan. Sampah bahkan sudah dipisahkan berdasarkan kategori demi memudahkan saat dibawa ke tempat pembuangan akhir.

Penggalangan dana dengan konsep joyrun memang terasa baru dalam Gereja Katolik. Sebelumnya penggalangan dana melalui konser musik dan kesenian. Moderator PUKAT KAJ, Pastor Stefanus Roy Djakarya, mengatakan, olahraga dipilih karena tidak mempunyai batasan kelompok tertentu. “Dari anak-anak sampai dengan orang dewasa bisa terlibat dalam olahraga,” katanya.

Pastor Roy menambahkan, olahraga juga menjadi cara yang mulai digiatkan untuk memupuk kepedulian sosial. Sementara Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, mengatakan, melalui Run4U, umat Katolik sedang memperteguh iman. “Karena semakin beriman, kita mestinya semakin bersaudara dan semakin berbela rasa,” ucapnya dalam video sambutan.

 

Hermina Wulohering

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here