Yoseph Umarhadi: Calon Imam Jadi Wakil Rakyat Membantu

737
Membantu: Yoseph Umarhadi membantu anak-anak sekolah menyeberangi sungai di desa Patapan, Cirebon.
[NN/Dok.Pribadi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Pria ini mengurungkan niat menjadi imam. Sejak 1999, ia memilih jalan panggilan sebagai wakil rakyat. Pada Pemilu 2014, ia masih dipercaya menjadi anggota DPRRI periode 2014-2019.

Yoseph Umarhadi lahir dan tumbuh dalam keluarga Katolik. Menjadi seorang imam adalah cita-citanya sejak kanak-kanak. Namun, untuk menggapai mimpi itu, Yoseph harus berjibaku dengan kenyataan hidup yang tak selalu mudah. Penghasilan sang ayah yang berprofesi sebagai pegawai tata usaha rumah sakit, tentu tak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Yoseph pun harus rela bersekolah sembari bekerja sebagai buruh tani.

Demi bertahan hidup, orangtua terpaksa mengirim Yoseph tinggal bersama sang nenek di daerah Klaten, Jawa Tengah. Di tempat ini, Yoseph bertemu dengan pamannya yang menjadi seorang imam Serikat Yesus (SJ). Dari pengalaman perjumpaan dengan pamannya, Yoseph kian mantap melangkah menjadi calon imam.

Dengan langkah tegak, ia memasuki gerbang Seminari Menengah St Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, pada 1974. Setelah empat tahun di tempa di seminari menengah, Yoseph memutuskan masuk SJ.

Yoseph menjalani masa-masa pendidikan dengan penuh sukacita. Setelah menyelesaikan belajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, Yoseph menjalani Tahun Orientasi Pastoral di SMA St Yudas Tadeus Langgur, Tual, Maluku Tenggara. Sepulang dari Maluku, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Teologi Wedhabakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Namun, setelah menjalani pendidikan calon imam yang cukup lama, api panggilan yang semula berkobar-kobar, justru meredup. Ia merasa, menjadi imam bukanlah panggilan hidupnya. “Padahal tinggal selangkah lagi, saya akan menjadi imam. Tetapi, saya tidak pernah menyesal dengan keputusan itu,” kisah Yoseph.

Jalan politik
Yoseph pun berjalan tegak keluar dari gerbang pendidikan calon imam. Ia kembali merenda asa untuk menjalani panggilan hidup yang lain. Berbekal pendidikan di seminari, ia melamar menjadi wartawan. Yoseph diterima bekerja di Koran Harian Surya Surabaya, Jawa Timur. Tiga tahun kemudian, ia pindah ke Pers Daerah (Persda) Kompas dan mendapat tugas meliput bidang politik.

Tak bisa dihindari, hampir setiap hari, Yoseph harus mengejar berita di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Di tempat inilah, jalinan komunikasi Yoseph dengan para politisi dirajut. Sampai pada suatu ketika, Yoseph bertemu Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Secara tak langsung, pendidikan Jesuit yang saya terima mempengaruhi pola pikir saya. Saat berdialog, Taufiq Kiemas pun melihat cara dan konsep berpikir saya itu,” kata umat Paroki St Yohanes Penginjil Blok B, Jakarta Selatan ini.

Di hadapan Megawati dan Taufiq Kiemas, Yoseph membeberkan situasi para pekerja media massa yang kerapkali di bungkam, dibredel, dan bahkan dibunuh. Melihat situasi itu, Yoseph terpanggil mengubah kondisi yang dinilainya jauh dari demokrasi itu. Selain itu, Yoseph juga mengusulkan agar Megawati dicalonkan menjadi Ketua Umum PDIP. Ia pun didaulat menjadi tim sukses dan bertugas menggiring opini publik. Inilah awal mula Yoseph terjun ke dunia politik.

Wakil rakyat
Pada pemilihan umum (Pemilu) 1999, Megawati menawari Yoseph menjadi calon anggota legislatif (Caleg). Yoseph mengiyakan tawaran tersebut. Ia pun harus undur diri dari profesi wartawan.

Pada Pemilu 1999, Yoseph bertarung di daerah pemilihan Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat. Yoseph sukses melenggang menuju gedung DPR-RI. Pemilu 2004, ia terpilih kembali menjadi anggota DPR-RI. Pada Pemilu 2009, untuk ketiga kali, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI.

Jelang Pemilu Legislatif 2014 lalu, Yoseph meminta ijin kepada Megawati, masih diperbolehkan mencalonkan diri atau tidak. “Saya masih diberi ijin. Dan, puji Tuhan, saya terpilih lagi untuk menjadi anggota DPR-RI,” tandas Yoseph.

Kini, pria yang sudah 15 tahun malang melintang dalam dunia politik ini mengharapkan agar orang muda tidak alergi terhadap politik. Katanya, “Yesus datang pada semua aspek kehidupan. Maka, umat Katolik harus merasul ke semua wilayah kehidupan, termasuk bidang politik. Yesus datang dan menyembuhkan orang sakit, bukan orang yang sehat.”

Yoseph Umarhadi
TTL : Surakarta, 14 Maret 1958
Istri : Lindy Ann Pieters
Anak :
• Jesuita Anna Josephine
• Ignatia Marietta Dei Gloria
• Theresia Avilla Aulia Victoria
• Alfonsus Christopher

Pendidikan:
• STF Driyarkara Jakarta
• IKIP Sanata Dharma Yogyakarta
• Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Satyagama
• Magister Ilmu Politik Lemhanas

Pekerjaan:
• Wartawan Harian Surya Surabaya (1989-1993)
• Wartawan Harian Kompas (1995-1999)
• Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI-P (1999-sekarang)

Aprianita Ganadi

HIDUP NO.21, 25 Mei 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here