Diangkat dengan Jiwa dan Badannya

273
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com Minggu, 12 Agustus 2018 Hari Raya St Maria Diangkat ke Surga: Why 11:19a; 12:1,3-6a, 10ab; Mzm 45:10bc, 11, 12ab; 1Kor 15:20-26; Luk 1:39-56

“Maria adalah orang kudus yang amat peduli, karenanya ia menjadi Bunda Pengantara rahmat untuk kita di hadapan Yesus Puteranya.”

“TERBUKALAH Bait Suci yang di surga. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit. Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dua belas bintang di kepalanya.”

Demikian Kitab Wahyu menyampaikan kepada kita visi Yohanes menggambarkan seorang perempuan yang mulia. Hari ini kita merayakan Maria diangkat ke surga. Dengan perayaan ini umat Katolik berkeyakinan iman bahwa Bunda Marialah yang dilukiskan Kitab Wahyu.

Menurut ahli sejarah, menjelang abad V tanggal 15 Agustus dirayakan hari wafatnya Bunda Maria dan berlangsung pada abad-abad berikutnya di Gereja Kristen Timur. Pada pertengahan abad VII perayaan wafatnya Bunda Maria menyebar ke Barat. Tak lama sesudahnya Gereja Katolik Roma merayakan Maria diangkat ke surga lebih daripada perayaan wafatnya.

Dua belas abad kemudian, tanggal 1 November 1950, Paus Pius XII menetapkan Dogma Santa Perawan Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan badannya. Ini menjadi bagian dari warisan iman yang diterima dari Para Rasul yang harus kita percaya.

Tuhan memberikan kepada Maria peran yang sangat menentukan dalam sejarah keselamatan. Yesus Anak Allah yang Maha Tinggi, berkat Roh Kudus, dan kuasa Allah menjadi manusia dalam rahim Sang Perawan dan menyerahkan kelanjutan karya keselamatan tergantung pada jawaban “Ya” Maria.

Tetapi Yesus juga adalah Pencipta ibu-Nya sendiri. Sejak Perjanjian Lama peran Maria sudah diramalkan, bahwa ia akan melahirkan Putera Allah, berkat karya Roh Kudus (Kej, 3:15, Yes 7:14, Mi 5:2-3). Maria melahirkan Yesus Putera Allah yang Maha Tinggi dan memperkenalkan-Nya kepada keluarga manusia, mendampingi-Nya dalam kehidupan di Nazareth, dan pada penampilan-Nya di muka umum, dalam sengsara dan wafat-Nya di kayu salib.

Bunda Maria ikut serta berdoa bersama para rasul, setelah Yesus naik ke Surga, menantikan Roh Kudus yang dijanjikan. Bacaan-bacaan liturgi hari ini membantu kita untuk lebih mengenal Bunda dan lebih meresapkan rahasia iman kita. Bacaan Pertama, menggambarkan seorang perempuan yang mulia dan kita percaya bahwa yang digambarkan itu adalah Maria, yang telah melahirkan Kristus bagi umat manusia dan kini ia sudah berada di tempat yang disediakan Allah, yaitu surga.

Bacaan Kedua, menyampaikan bahwa kebangkitan Kristus adalah jaminan kebangkitan manusia. Melalui wafat dan kebangkitan-Nya Yesus mengalahkan dan meniadakan maut. Maria ibu-Nya ikut bangkit dan berpartisipasi dalam kemuliaan Putera-Nya dan diangkat ke Surga.

Injil hari ini menyampaikan kabar malaikat kepada Maria, bahwa ia terberkati dan penuh rahmat. Dan bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus dinamai Yesus. Maria menyatakan fiat-nya (persetujuan): “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

Maria juga disebut yang terberkati diantara semua perempuan dan ibu Tuhan melalui mulut Elisabeth. Dan Maria sendiri menyatakan mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku bahagia. Gereja mengajarkan tiga kebenaran yang harus kita terima tentang Bunda Maria, yaitu Maria dikandung tanpa noda dosa asal, Maria Perawan Abadi dan Maria diangkat ke Surga dengan jiwa dan badannya.

Umat Katolik begitu dekat dengan Bunda Maria. Melalui aneka ragam devosi umat Katolik menyatakan kedekatan itu, namun tidak mengganti atau menghambat hubungan mereka dengan Tuhan. Melalui aneka devosi itu umat mengucap syukur kepada Tuhan atas karunia seorang Ibu yang begitu luar biasa.

Apa yang dapat kita tiru dan terima dari Bunda Maria? Maria mengajarkan kita kerendahan hati meskipun ia Bunda Allah. Ia membaktikan dirinya secara utuh dan total, suci murni dan tanpa cela. Ia mengambil risiko atas komitmennya menjadi Ibu Tuhan.

Maria adalah orang kudus yang amat peduli, karenanya ia menjadi Bunda Pengantara rahmat untuk kita di hadapan Yesus Puteranya.

Devosi-devosi kepada Maria bukan untuk mengidolakan Maria, diatas Putera-Nya. Umat Katolik tidak memuja Maria, tetapi memuja dan memuliakan Tuhan dan kita yakin Santa Perawan Maria, Bunda Gereja dan Bunda kita membantu mendoakan kita pada puteranya.

 

Mgr Michael Cosmas Angkur OFM
Uskup Emeritus Bogor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here