Umat Maumere Bersukacita

359
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Umat Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersiap menyambut Mgr Edwaldus Martinus Sedu sebagai uskup baru mereka. Menurut rencana, uskup terpilih akan ditahbiskan menjadi uskup Maumere pada hari Rabu, 26 September 2018 di Maumere.

Mgr Edwaldus adalah uskup ketiga diosis yang baru didirikan Vatikan pada tanggal 14 Desember 2005 ini. Uskup pertama Mgr Vincentius Sensi Potokota (2005-2007) yang terpilih menjadi Uskup Agung Ende sampai sekarang. Uskup kedua Mgr Gerulfus Kherubim
Pareira (2008-2018) memasuki masa pensiun. Dan, Vatikan mengumumkan pengangkatan
Mgr Edwaldus pada hari Sabtu, 14 Juli 2018.

Keuskupan Maumere merupakan pemekaran dari Keuskupan Agung Ende. Sebelum dimekarkan, wilayah ini merupakan salah satu dekanat Keuskupan Agung Ende dengan jumlah umat Katolik terpadat. Sekarang, menurut Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia 2017, jumlah umat Keuskupan Maumere sebesar 302.975 jiwa lebih alias 91% dari penduduk Kabupaten Sikka sebesar 341.970 jiwa.

Jika melihat dari usia peresmian keuskupan, Keuskupan Maumere ini masih tergolong muda. Baru menginjak usia ke-13 tahun. Namun, tidak demikian dengan sejarah Gereja Katolik di Maumere. Gereja masuk Maumere tahun 1566 bermula dari kedatangan imam Dominikan. Artinya, Kekatolikan telah tumbuh berurat-berakar di sini (di NTT pada umumnya). Maumere adalah salah satu tonggak sejarah Gereja Katolik di NTT dan Indonesia. Paus Yohanes Paulus II pun menyempatkan diri berkunjung dan merayakan Misa Kudus di Maumere tahun 1989.

Jika Mgr Edwaldus memilih motto tahbisan uskupnya “Duc in Altum” (Bertolak ke tempat yang lebih dalam, Lukas 5:4) barangkali sang uskup ingin menegaskan kehadiran Gereja sebagai pembawa Kabar Gembira ke ranah yang lebih dalam di kawasan ini. Keuskupan Maumere yang berada di wilayah teritorial Kabupaten Sikka menghadapi tantangan yang tidak ringan sebagaimana keuskupan lain di NTT khususnya. Persoalan ekonomi, sosial politik, budaya, pertahanan, keamanan dan lain sebagainya adalah juga menjadi persoalan
sekaligus tantangan untuk menghadirkan Gereja yang lebih solid di wilayah ini. Ini tidak
mudah!

Pelbagai problem kekinian yang merangsek ke segala lini menjadi tantangan penggembalaan umat di Maumere. Arus perubahan drastis dampak globalisasi kiranya menjadi bagian dari reksa pastoral di Maumere ke depan. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangatdahsyat menyentuh seluruh masyarakat, terutama
orang muda (generasi milenial) di Maumere.

Maka, bersama umat Keuskupan Maumere, marilah kita sambut kedatangan gembala kita, Mgr Edwaldus dengan gembira. Umat Maumere menaruh harapan besar di pundak sang uskup yang sebelumnya Vikaris Jenderal keuskupan ini. Dengan segudang pengalamannya,
sejak ditahbiskan menjadi imam, semoga Uskup Edwaldus mampu membawa umat Maumere ke padang rumput yang hijau. Mari kita menari, “Gemu Fa Mi Re”!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here