Adakah Hubungan Halloween dengan Tradisi Katolik?

1844
[Dok. Angkata Udara AS | Penerbang kelas satu Benjamin Gonsie
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Bulan Oktober selain identik dengan bulan Rosario, juga kental dengan perayaan Halloween. Pikiran berbagai macam hantu seram kerap menghiasi benak banyak orang kala mendengar kata Halloween.

Di negara barat, Halloween merupakan liburan yang dirayakan secara luas dan tidak lagi memiliki asosiasi agama. Kondisi ini telah membentuk Halloween menjadi liburan sekuler yang hanya berfokus pada permen dan dandanan seram. Namun perayaan yang dilihat saat ini, sesungguhnya tidak berkorelasi dengan makna asli Halloween.

Arti Halloween
Kata “Halloween” berasal dari singkatan kata “Allhallow-even, Scottish” yang secara harafiah berarti “All Holy Evening” ‘Sepanjang Malam Suci’. Kata ini muncul pada abad ke-18. Bahasa Inggris pun memiliki frasa mirip, ‘All Hallows’ Eve’ dengan arti yang sama.

Kedua istilah tersebut sebenarnya menunjuk pada malam sebelum perayaan Hari Semua Orang Kudus yang jatuh pada 1 November. Sekaligus merujuk pada perayaan orang-orang suci baik pria maupun wanita yang diakui Gereja Katolik yang telah berada di Surga.

Selama abad ke-8, Paus Gregorius III mencanangkan pesta setelah pengudusan sebuah kapel sebagai bentuk penghormatan kepada ‘Semua Orang Kudus’ di Basilika Santo Petrus. Pesta itu kemudian lingkupnya diperluas ke dalam Gereja Universal oleh Paus Gregorius IV. Hingga hari ini dijadikan sebagai Perayaan Wajib bagi semua umat Katolik.

Bersamaan dengan perayaannya, Hari Raya Semua Orang Kudus pun diberikan Misa khusus pada malam sebelumnya. Oleh karena itu, tanggal 31 Oktober dianggap oleh umat Katolik sebagai ‘malam suci’.

Jadi, sementara perayaan Halloween saat ini tidak memiliki makna kristiani, namun pada mulanya menjadi “malam suci” dimana orang-orang kudus Allah dihormati dan dipuji.

 

Sumber: Philip Koloski/ Aleteia
Penerjemah: Felicia Permata Hanggu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here