Suster Cristina Scuccia OSF : Merangkul dan Mewartakan Lewat Seni

274
Sr Cristina membawakan sejumlah lagu di acara Jakarta Catholic Youth Festival.
[HIDUP/ Elisabeth Chrisandra J. T. D]
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Kesenian menjadi pintu masuk panggilannya sebagai biarawati. Seni juga yang melambungkan namanya. Talenta itu menjadi sarana pewartaan dan pelayanannya.

Wajahnya seputih pualam. Hidungnya mancung. Gurat bulan sabit terlukis di kedua bibirnya. “Hello, i’m Sister Cristina. Nice to meet you,” sapa Sr Cristina, saat berjumpa dengannya di Hall 7 Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai, Tangerang, Senin, 10/9.

Pemenang ajang cari bakat di televisi, The Voice versi Italia pada 2014 itu datang sebagai salah satu pengisi acara orang muda Keuskupan Agung Jakarta, Jakarta Catholic Youth Festival (Joyfest), Selasa, 11/9. Ini kunjungan perdana Sr Cristina ke Indonesia. Dia takjub melihat Gereja Katedral St Perawan Maria Diangkat ke Surga Jakarta berdampingan dengan Masjid Istiqlal.

Kekagumannya bertambah ketika mengetahui bahwa pihak masjid dan gereja saling mengizinkan untuk menggunakan lahan parkir mereka bila ada acara di masing-masing agama. “Ini luar biasa, meski Indonesia ada beragam agama tapi hidup berdampingan secara damai,” puji biarawati dari Kongregasi Ursulin Keluarga Kudus (Congregazione delle Suore Orsoline della Sacra Famiglia/OSF) ini.

Menyampaikan Pesan
Sr Cristina juga mengagumi kehadiran dan keterlibatan orang muda Indonesia dalam kegiatan Gereja. Hal ini jarang ia temui di negaranya, Italia. Ia kerap mendapati banyak bangku kosong di gereja tiap kali Misa. Mayoritas umat yang datang adalah lanjut usia. Menurut biarawati kelahiran Vittoria, Sisilia itu, banyak orang muda di sana tak lagi
percaya kepada Gereja, meski tetap mengakui keberadaan Tuhan.

Panggilan religius juga sepi peminat. Sr Cristina mencontohkan, di komunitasnya di Milan hanya ia sendiri suster muda. “Apakah ada yang salah dengan kami? Apa yang harus kami lakukan?,” tanyanya retoris.

Fenomen tersebut tak serta-merta membuat Sr Cristina melempar handuk. Dia terus berusaha untuk mengajak orang muda kembali ke Gereja. Sarana yang ia gunakan adalah kesenian: musik dan lagu. Kata pengaggum Maria Carey dan Celine Dion ini, musik dan lagu memudahkanya untuk masuk ke dunia orang muda dan merangkul mereka.

Ia tak menyanyikan lagu liturgi atau rohani di hadapan orang muda, tapi justru lagu pop dari sejumlah penyanyi ternama seperti Madonna atau Alicia Keys. Tapi, Sr Cristina memberi makna baru dari tiap lirik yang disenandungkannya, misal lagu Like A Virgin yang dinyanyikan Madonna.

Syair lagu tersebut, kata Sr Cristina, mendorongnya untuk mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Sebab, lanjut Sr Cristina, bila Tuhan telah menyentuh pribadi manusia, orang itu merasa seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya. “Bernyanyi, bagi saya identik dengan iman,” ujar Sr Cristina kepada Aleteia.org.

Sejak kecil Cristina senang bernyanyi. Hobi itu mendorongnya bergabung dengan kelompok paduan suara paroki. Cristina juga senang mendengarkan berbagai lagu dari para artis idolanya kala senggang. Kendati masih hijau, ia sudah punya impian, menjadi penyanyi.

Cristina lahir dalam keluarga Katolik sederhana. Ayahnya seorang tukang batu, sementara sang ibu adalah pembantu rumah tangga. Mereka punya tujuh anak. Kendati orangtuanya taat beragama, tak demikian dengan Cristina. Ia mengaku, hampir tiga tahun menjauh dari Tuhan. Baginya, Tuhan tak jauh berbeda seperti hakim: memandang kehidupan ini hanya hitam-putih, salah-benar.

Sebuah Ajakan
Suatu hari, sang ibu memberikan selembar flyer kepada Cristina. Kertas itu berisi tentang audisi untuk pemeran drama musikal. Ibunya tahu anak gadisnya itu suka menyanyi. Cristina menolak begitu tahu penyelenggara audisi tersebut adalah OSF. Belakangan sikapnya berubah. “Hanya untuk mengisi waktu luang saya saja,” ujarnya, singkat.

Cristina lulus audisi. Tak tanggung-tanggung, ia memerankan Sr Rosa, tokoh utama sekaligus pendiri OSF. Drama berjudul Keberanian untuk Mencintai mengetengahkan tentang kelahiran tarekat OSF.

Dalam salah satu fragmen, Sr Rosa menelusuri jalan di Ragusa, Italia. Tiap bertemu perempuan, biarawati itu mengajak mereka untuk bersamanya membantu sesama yang menderita. Selain itu, mereka berkumpul dan berdoa bersama.

Cristina tak bisa melupakan ajakan Sr Rosa kepada kaumnya. Kata-kata biarawati itu mengetuk batinnya setiap hari. “Apakah kamu berani meninggalkan semua yang kamu cintai dan menyerahkan dirimu sepenuhnya untuk Tuhan dan sesama?,” kata Cristina, mengulang percakapan tokoh yang diperankannya dengan para perempuan Ragusa. Enam tahun setelah pementasan drama musikal, Cristina masuk OSF.

Dua tahun awal di Italia, Cristina memendam hobinya bernyanyi. Kegemarannya baru tersalurkan ketika tarekat mengutusnya ke São Paulo, Brazil. Menurut Sr Cristina, orang Brazil amat intim dengan musik dan lagu. Misa, tambahnya, seperti pesta bagi umat di Negeri Samba. Mereka menyanyi, menari, dan bergembira.

Dua tahun di Brazil Sr Cristina kembali ke Italia. Hari-harinya seperti awal ia masuk biara. Namun, kali ini, di sela-sela rutinitas biara, ia kerap menuangkan perasaan dan pengalamannya ke dalam lirik-lirik lagu.

Pada suatu ketika, Sr Cristina ikut lomba menyanyi dalam Festival Seni Kristiani. Lagu yang ia lantunkan adalah karyanya. Ia memenangi lomba itu. Selang beberapa hari, Sr Cristina menerima surat dari manajemen The Voice Italia. Mereka mengatakan, terkesan melihat penampilan Sr Cristina di lomba tersebut lewat YouTube. Mereka mengundang Sr Cristina untuk ikut audisi The Voice.

Ibu superior OSF semula tak merestui Sr Cristina ikut kontes itu. Dia kuatir ajang tersebut menggangu panggilan dan kegiatannya di komunitas. Tapi, berkat masukan dari beberapa suster lain, superior mengubah keputusannya. “Bukan kami (OSF) yang mencari tapi justru mereka yang datang kepada kami. Seperti Tuhan mengetuk hati kita untuk datang kepadanya,” ujar Sr Christina, mengutip alasan pemimpin tertinggi di tarekatnya.

Ada Maksud
Kendati namanya telah populer serta banyak tawaran menggiurkan datang kepadanya, Sr Cristina tetap berkanjang pada panggilannya. Paling kurang tiga hal yang menguatkannya: setia mengikuti aturan komunitas, menjalani setiap tugas yang diberikan serikat, serta dukungan koleganya.

Harus diakui juga ada pihak tertentu yang kurang suka Sr Cristina tampil di The Voice atau melantunkan lagu pop. Tapi, biarawati yang telah menelurkan dua album, Sister Cristina dan Felice itu percaya, Tuhan selalu punya maksud bagi hidupnya. Ia yakin, talenta serta partisipasinya di kontes tersebut menjadi cara Tuhan untuk merangkul dan mewartakan cinta Tuhan kepada setiap orang, termasuk kaum muda di Indonesia.

Yanuari Marwanto/Elisabeth Chrisandra J.T.D.

HIDUP NO.38 2018, 23 September 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here