Perintah Allah adalah Panduan Hidup Kristen yang Otentik

49
Rate this post

Hati yang baru
Untuk dapat hidup dengan cara ini, kata Paus, kita membutuhkan “hati baru yang dihuni oleh Roh Kudus”.

 

Dan merefleksikan perlunya transisi/ perubahan dari “hati yang lama” menjadi “hati yang baru”, Paus mengatakan ini terjadi melalui “karunia keinginan baru”, yang ditaburkan di dalam hati kita oleh kasih karunia Allah, terutama melalui Sepuluh Perintah Allah dalam arti yang penuh, sebagaimana diajarkan oleh Yesus dalam “Khotbah di Bukit”.

Buka pintu menuju keselamatan
Paus Fransiskus menjelaskan bahwa di dalam Kristus kita melihat “yang benar, yang baik, dan yang indah” dan bahwa Roh “memercikkan di dalam kita, iman, harapan, dan kasih”; Yesus, lanjutnya, “tidak datang untuk menghapuskan Hukum tetapi memenuhinya”, “untuk membuatnya tumbuh.”

Hukum dipersepsikan, kata Paus, sebagai “serangkaian resep dan larangan”, tetapi menurut Roh itu “menjadi hidup” – tidak lagi norma tetapi “daging Kristus yang sangat mengasihi, mencari , mengampuni, dan menghibur kita, dan di dalam tubuh-Nya menyusun kembali persekutuan dengan Bapa, persekutuan yang hilang karena ketidaktaatan dan dosa ”.

Maka, Paus melanjutkan, ekspresi negatif dari Perintah: “jangan mencuri”, “jangan mengucapkan saksi palsu”, “jangan membunuh” – berubah menjadi sikap positif: “untuk mencintai, untuk memberi ruang bagi orang lain di hatiku”; ini, kata Paus, adalah “kepenuhan hukum bahwa Yesus datang untuk membawa kita”.

Dalam Kristus, Dekalog (istilah lain dari Sepuluh Perintah Allah-red.) berhenti menjadi kutukan dan (berubah) menjadi “kebenaran otentik atas kehidupan manusia”, di mana keinginan untuk kebaikan, sukacita, perdamaian, kemurahan hati, kebajikan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan untuk pengendalian diri, telah lahir.

Pekerjaan Tuhan
Jadi, kata Paus, mencari Tuhan dalam Dasa Titah berarti “membuat hati kita berbuah sehingga dapat dipenuhi dengan cinta dan terbuka untuk pekerjaan Allah”.

Ketika kita memelihara keinginan untuk hidup sesuai dengan Kristus, Paus Fransiskus menambahkan, kita membuka pintu untuk keselamatan, yang menjadi mungkin karena Tuhan bermurah hati dan haus, agar kita pun haus kepada-Nya.

Ini adalah apa yang Sepuluh Perintah Allah ingin sampaikan, Paus Fransiskus menyimpulkan:”permenungan akan Kristus adalah membuka diri kita untuk menerima hati-Nya, menerima keinginan-Nya, dan untuk menerima Roh Kudus-Nya.”

 

Sumber: Linda Bordoni (vaticannews.va, 28 November 2018)
Penerjemah: Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here