“Slamet” Bukan Sekadar Nama

1141
Patung Slamet Riyadi di salah satu bagian Jalan Slamet Riyadi Surakarta, Jawa Tengah.
[HIDUP/ Hermina Wulohering]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Ketika balita kondisi tubuhnya melemah dan sakit-sakitan. Oleh karena alasan itu, ia akhirnya harus “dijual”.

Kisah heroik perjuangan Slamet Riyadi berakhir gagah di Benteng Victoria, Ambon. Bekas benteng itu kemudian dijadikan Markas Yonif 733 Masariku dan telah dipugar. Monumen Slamet Riyadi berupa patung dan relief perjuangan pembebasan banteng pun turut dibangun sebagai kenangan atas keperkasaan dan jasa sang pahlawan muda.

Di tanah kelahirannya, nama Ignatius Slamet Riyadi memang teramat harum. Salah satu jalan raya utama di Kota Solo bahkan menggunakan namanya. Jalan itu membentang dari Tugu Purwosari ke arah Timur hingga Bundaran Gladak. Di ujung jalan terdapat patung Slamet Riyadi setinggi tujuh meter.

Jalan Slamet Riyadi menjadi jalan paling ramai di Kota Solo. Kawasan jalan ini tak kalah populer dibandingkan kisah sang empunya nama. Pusat bisnis Kota Solo terletak di sepanjang jalan protokol ini. Banyak kegiatan dan event diadakan di sini, termasuk car free day setiap Minggu pagi. Jalan Slamet Riyadi sebagai sarana umum benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat.

Beberapa nama lembaga di Solo juga mengabadikan nama Slamet Riyadi, mulai dari lembaga kesehatan hingga pendidikan: Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi Solo di bawah naungan Kodam IV/Diponegoro, Universitas Slamet Riyadi milik Yayasan Pendidikan Tinggi Slamet Riyadi, dan SMK Grafika Ignatius Slamet Riyadi serta SMP Katolik Slamet Riyadi milik Yayasan Slamet Riyadi.

Yayasan Slamet Riyadi telah berdiri bahkan sebelum Brigjen Anumerta Ignatius Slamet Riyadi gugur, yaitu pada tahun 1949. Yayasan yang berorientasi di bidang pendidikan ini didirikan oleh para tokoh awam Katolik di Solo. Yayasan ini belakangan berubah nama menjadi Yayasan Ignatius Slamet Riyadi Surakarta. Mereka tidak memperingati ulang tahun sekolah pada hari lahir Slamet Riyadi. Yayasan ini memilih memperingati nama santo pelindungnya St Ignatius pada setiap 31 Juli. “Sebagai lembaga Katolik, kami melakukan peringatan sekolah bertepatan dengan pesta nama St. Ignatius Loyola yang jatuh pada setiap 31 Juli,” kata Kepala Sekolah SMK Grafika Ignatius Slamet Riyadi, Caecilia Sri Mulyani.

Nama Slamet Riyadi juga disematkan pada kapal perang jenis fregat milik TNI Angkatan Laut, KRI Samet Riyadi dengan nomor lambung 352. Dalam surat pemberitahuan penggunaan nama yang dilayangkan kepada keluarga Slamet Riyadi, TNI AL mengatakan, bahwa TNI AL mendapatkan kehormatan untuk menamai salah satu kapal perangnya dengan Slamet Riyadi. TNI AL berharap nama sang jenderal akan menjadi motivasi. “Semoga dengan pemberian nama KRI Samet Riyadi akan memberikan motivasi perjuangan bagi anak buah kapal tersebut yang telah dirintis dan di-dharmabhaktikan oleh Almarhum kepada bangsa dan negara,” demikian kutipan surat tertanggal 12 Agustus 1986 tersebut.

Keponakan Slamet Riyadi, Sumarti, mengatakan keluarganya selalu mendapat kunjungan dari beberapa lembaga yang menggunakan nama Slamet Riyadi. Menjelang Hari Kesehatan TNI Angkatan Darat, pihak RS Slamet Riyadi selalu menyambangi kediaman keluarga Slamet Riyadi usai nyekar ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti. Hal yang sama juga dilakukan Universitas Slamet Riyadi ketika memperingati dies natalisnya. Kopassus yang semangatnya diilhami oleh Slamet Riyadi juga melakukan hal yang sama ketika memperingati hari jadinya.

Hermina Wulohering

HIDUP NO.45 2018, 11 November 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here