Forum Kristiani untuk Pengkaji Islam

69
Refl eksi iman: Para pemrakarsa ASAKKIA berfoto bersama Karel A. Steenbrink di UKAW Kupang.
[NN/Dok.ASAKKIA]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Dua belas pastor dan pendeta rekoleksi di Kupang, membentuk Asosiasi Sarjana Kristiani untuk Kajian Islam Indonesia. Visinya mewujudkan masyarakat Indonesia yang setara, penuh kasih dan sejahtera.

Selasa pagi, 10 Desember 2013, Kupang, kota di tepi pantai ujung Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, masih menyengatkan udara panasnya. Sebanyak 12 Pastor Gereja Katolik Roma dan Pendeta Kristen Protestan dari berbagai denominasi berkumpul di salah satu ruangan di Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. Mereka datang dari pelbagai tempat: Jakarta, Yogyakarta, Makassar hingga Papua; dan tentu saja Kupang sebagai tuan rumahnya. Para pastor dan pendeta tersebut memiliki latar belakang pendidikan dan profesi yang agak langka di negeri ini. Mereka dibekali dengan basis pendidikan teologi Katolik dan Kristen, tetapi kemudian melengkapi diri dengan training pengetahuan Islam; pemuka Gereja yang mempelajari dan bergumul dengan isu-isu Islam akademis.

Berduabelas, pada tanggal yang ‘historis’ (11-12-13), mereka mengesahkan berdirinya Asosiasi Sarjana Kristiani untuk Kajian Islam Indonesia (ASAKKIA). ASAKKIA didirikan pada 11 Desember 2013 dan berkedudukan di Pascasarjana Teologi UKAW Kupang, Jalan Adisucipto, Oesapa, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selama dua hari, para ‘rasul’ Gereja yang menggeluti dunia Islam akademis itu menggelar rekoleksi. Dalam terang rohani dan pemahaman konteks pergumulan profesi serta panggilannya, mereka merumuskan butir-butir yang melandasi ASAKKIA. “Atas dasar iman kita kepada Allah yang Maha kasih yang mewujud dalam peristiwa Inkarnasi yang di dalamnya Allah berkenan membangun relasi dengan manusia melalui Yesus Kristus, kita pun di undang untuk membangun relasi dalam perjumpaan dengan saudara-saudari yang hidup bersama kita, dalam konteks Indonesia, khususnya umat Muslim. Hal ini sekaligus memenuhi panggilan eklesiologis yang mengajak kita untuk membangun refleksi iman secara kontekstual di tengah realitas keseharian kita, terutama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Untuk itu, dibentuklah sebuah asosiasi sebagai wadah bagi para sarjana kristiani yang mau belajar dan menekuni kajian tentang Islam Indonesia. Dalam hal ini, sumber dan mitra belajar adalah tokoh intelektual, akademisi, pemuka agama umat Islam Indonesia.”

ASAKKIA mewujud sebagai sebuah asosiasi mandiri yang menjadi wadah para sarjana kristiani yang menekuni kajian Islam demi Indonesia yang damai, adil dan rukun. Wadah ini menggantung visi: “Menjadi asosiasi yang melakukan kajian Islam untuk me wujudkan masyarakat Indonesia yang setara, penuh kasih dan sejahtera.” Visi ini dijabarkan dalam tigamisi dasar. Pertama, memberdayakan para sarjana kristiani sebagai pengkaji Islam yang berkualitas. Kedua, melakukan kajian Islam yang kritis, komprehensif dan konstruktif. Ketiga, mengupayakan relasi dengan pemuka dan pemeluk agama lain.

Asosiasi ini diharapkan mampu menjadi forum kajian dan kerjasama untuk memenuhi panggilan demi terbangunnya relasi antara umat Kristiani dan Muslim dalam konteks Indonesia. Sasaran ASAKKIA adalah sebagai wadah para sarjana kristiani untuk mengaktualisasikan diri lewat studi dan kajian Islam sebagai pengajar, peneliti dan pengabdi masyarakat.

Dalam pertemuan dua hari itu di bentuk, antara lain Pengurus Inti. Pendeta Fredrik Y.A. Doeka (Kupang) di daulat sebagai Ketua; Wakil Ketua, Pastor Heru Prakosa SJ (Yogyakarta); Sekretaris, Pastor Bertolomeus Bolong OCD (Kupang);Wakil Sekretaris, Pastor Greg Soetomo SJ (Jakarta); dan Bendahara endeta Ruth Wangkai (Tomohon).

Greg Soetomo SJ

HIDUP NO.04 2014, 26 Januari 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here