Mengapa Tidak Masuk Islam?

167
Karel A. Steenbrink.
[Frans Seda Foundation]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Mengajar mahasiswa-mahasiswi Islam, Karel A. Steenbrink kerap bersikap kritis terhadap Gereja Katolik dan Paus. Sebaliknya di sana-sini ia kerap menyampaikan sikap positif terhadap Islam. Sikap ini menimbulkan pertanyaan dari mahasiswa, “Mengapa Bapak masih Katolik dan belum pindah memeluk Islam?”

Steenbrink menganggap pertanyaan ini wajar dan masuk akal. Beberapa ahli Islam dari Barat entah apapun alasannya memang pindah dan memeluk Islam. Ia punya alasan sendiri untuk tetap menjadi Katolik. Muallaf secara populer merupakan sebutan untuk mereka yang ‘baru menjadi Islam’ atau sering juga dikatakan ‘eks-Kristen’. Karena masih ’baru’, masih belum kokoh, sehingga masih harus didukung. Jangankan memilih dan memiliki sikap terhadap corak Islam yang cocok untuk dirinya, bahkan menyampaikan sikap kritis terhadap agama yang baru dipeluk tersebut pun belum dianggap mampu sehingga tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, Steenbrink yang menekuni dan mengkaji Islam secara profesional memilih untuk tidak pindah agama. Ia ingin jujur dengan sikap akademisnya, dan menentukan sikap intelektualnya.

Siang menjelang sore, Sabtu, 7 Desember 2013, setelah ngobrol panjang lebar di sebuah rumah di Jalan Kramat VII Jakarta Pusat, akhirnya ia pamit kembali ke tempat penginapannya di Menteng, Jakarta Pusat, sambil bertanya, “Jam berapa Misa sore ini di Gereja Paroki St Theresia Menteng? Saya akan Misa sore ini, karena sepanjang hari Minggu besok saya akan dalam perjalanan menuju Kupang”.

Greg. Soetomo SJ

HIDUP NO.04 2014, 26 Januari 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here