Pemberlakuan Kurikulum Baru

81
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Setelah Kurikulum 2013 (K-13) dilaksanakan secara terbatas tahun lalu, akhirnya pemerintah memutuskan Tahun Ajaran 2014, Kurikulum 2013 akan diberlakukan pada semua jenjang sekolah, SD-SMA/ SMK, di Indonesia. Pemerintah telah berencana akan melakukan pelatihan terhadap guru-guru.

Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tjipto Sumadi menjelaskan bahwa materi pelatihan guru sedang dipersiapkan, seperti diberitakan Metronews (5/1). Kemendikbud bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten dan kota akan melakukan pelatihan dan pendampingan guru serta penyediaan buku teks Kurikulum 2013.

Sumber dana pengadaan buku Kurikulum 2013 dialokasikan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kemendikbud, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2014. Sehingga penyediaan buku teks Kurikulum 2013 tidak dibebankan kepada siswa. Bagaimana kita menyikapi perubahan kurikulum ini?

Salah satu keunggulan kurikulum ini terletak pada metode belajar, di mana setiap peserta didik mengembangkan pengetahuan melalui observasi, pengamatan, bertanya, kemudian menalar, serta melakukan eksperimen. Tentu metode ini sudah dikenal, tapi Kurikulum 2013 menjadikan metode ini sebagai metode dasar siswa aktif.

Melalui kurikulum ini, para guru bukan lagi mengajar dengan metode ceramah di depan kelas, tapi mengajak siswa melakukan pengamatan terhadap fenomena alam, mendorong mengajukan pertanyaan, kemudian menemukan jawaban. Guru dituntut lebih piawai menghadirkan pengalaman belajar yang efektif bagi peserta didik.

Tentu dalam proses belajar seperti ini, guru mendorong peserta didik menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Bagi peserta didik, pembelajaran menjadi sebuah pengalaman berproses, di mana peserta didik ikut mengalami, menguji, menalar, menarik kesimpulan, dan menemukan pengetahuan.

Keberhasilan kurikulum sangat ditentukan kualitas guru. Hanya guru yang memahami konsep yang diajarkan dengan baik dan mendalam yang mampu menciptakan metode belajar melalui pengalaman langsung (experiential learning). Guru wajib memahami konsep yang ingin diajarkan kepada peserta didik. Peserta harus diajak berpikir, menalar kritis, dan menemukan konsep baru. Tidak ada lagi hafalan, dan guru sebagai fasilitator profesional mendesain pembelajaran sehingga setiap peserta didik sungguh mengalami dan menemukan konsep yang akan dipelajari.

Dalam proses belajar, bila ingin melaksanakan Kurikulum 2013 dengan berhasil, maka para guru perlu dilatih menggunakan metode eksperiential learning juga. Setiap guru perlu dilatih mendesain setiap konsep yang ingin diajarkan ke dalam sebuah proses pengalaman.

Selain itu, para guru juga perlu pelatihan kompetensi, yakni pelatihan yang memberi pemahaman mendalam tentang konsep yang diajarkan. Seorang guru Bahasa Indonesia perlu kompeten menciptakan suasana belajar, sehingga setiap peserta didik mampu mendengar, menanggapi, membaca, dan menulis secara piawai. Guru ilmu pengetahuan alam harus mampu memberi pengalaman belajar kepada peserta didik, sehingga mereka mampu menjelaskan setiap gejala alam.

Maka alangkah baik jika semua guru yang berada pada satu wilayah Majelis Pendidikan Katolik (MPK) setempat mengorganisir sebuah pertemuan, lalu mendatangkan narasumber profesional sesuai dengan bidang studi guru yang bersangkutan. Bila pelatihan dilakukan secara bersama-sama, maka biaya bisa ditanggung bersama. Jadwal pun bisa diatur, misal hari Senin, semua guru matematika dalam berbagai level bertemu di pusat belajar MPK setempat. Jadwal mengajar guru dapat disesuaikan untuk seluruh MPK sehingga proses pelatihan guru berlangsung terus-menerus sampai mereka profesional. Saya yakin, kita dapat menyikapi Kurikulum 2013 ini secara bijaksana..

Fidelis Waruwu

HIDUP NO.05 2014, 2 Februari 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here