SOLIDARITAS DALAM MISI TRITUNGGAL

437
Paus Fransiskus melepas merpati di Lapangan St Petrus Vatikan pada Pesta Tritunggal Mahakudus.
[riposte-catholique.fr]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comMerayakan Pesta Tritunggal Mahakudus, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk meneladani Tritunggal sebagai satu keluarga.

PADA Hari Raya Tritunggal Mahakudus, seluruh umat beriman merenungkan misteri Allah yang paling agung. Memang banyak umat masih bingung ketika berhadapan dengan pertanyaan seputar Tritunggal Mahakudus. Misal, bagaimana mungkin Allah bisa ada tiga?

Pertanyaan ini direfleksikan Paus Fransiskus. Pada saat Doa Angelus di Vatikan, Minggu, 22/5, ia membagikan buah-buah refleksinya itu. Bapa Suci mengajak umat untuk melihat Pesta Tritunggal Mahakudus sebagai undangan untuk membangun komitmen sekaligus memperkaya hubungan dengan Allah. “Manusia diciptakan seturut gambar dan citra Allah, maka perlu menyadari hubungan interpersonal ini dalam solidaritas timbal balik dengan Allah,” kata Bapa Suci.

Ditopang Roh
Bapa Suci menegaskan, tidak penting mengetahui misteri Allah dalam tiga wujud, karena hal itu memang sulit dijelaskan. Tritunggal Mahakudus adalah misteri Allah yang paling agung, jauh melebihi segala sesuatu dan sulit dianalogikan dengan rumusan apapun. Namun yang paling penting adalah mengetahui misi yang disampaikan dalam misteri Tritunggal. Dalam misi tersebut, Roh Kudus hadir sebagai Roh Penghibur yang memberi kekuatan kepada Kristus untuk bersaksi tentang Allah.

Maka kehadiran Roh Kudus tak lain menjadi penyembuh hati manusia yang terluka akibat ketidakadilan, penindasan, kebencian, dan keserakahan. Meskipun Roh Kudus adalah Roh Penghibur, tetapi kehadiran-Nya tak bisa dilepaskan dari wujud Kristus dan Bapa-Nya. Sebab Tritunggal tidak tertutup dalam diri-Nya sendiri, selalu terbuka dan saling berkomunikasi dalam sejarah keselamatan.

Pesta Tritunggal Mahakudus adalah kesempatan mengikat diri dalam peristiwa sehari-hari agar Roh Persatuan dapat terjalin antar teman, keluarga, rekan kerja, dan sesama. Dengan begitu, tembok perselisihan antara kaya dan miskin, tua dan muda runtuh karena belas kasih Allah yang dipancarkan dalam diri Putera-Nya yang menderita di kayu salib. “Ini berita baik bagi manusia yang kerap jatuh dalam dosa,” ungkap Paus seperti dikutip CNA 22/5.

Keluarga Allah
Bapa Suci juga mengutip Injil Yohanes di mana Yesus menguraikan hubungan-Nya dengan Bapa dan Roh Kudus. Yesus mengetahui bahwa Ia akan menderita di kayu salib, tetapi semua itu dilakukan dengan tulus. Setelah wafat, Yesus menjanjikan kepada para murid-Nya Roh Kudus, Roh Penghibur. “Itulah Roh yang sampai sekarang menguatkan kita dalam peziarahan hidup kita,” ujar Bapa Suci.

Roh Kudus, lanjut Paus Fransiskus, membimbing manusia untuk memahami banyak hal yang tak bisa dipahami manusia. Berkat Roh yang sama, manusia mengalami hidup baru dalam misteri kematian Kristus. Roh Kudus membantu manusia untuk terbuka pada masa depan tanpa melupakan sejarah yang berakar dalam Injil, sehingga tetap setia kepada bimbingan Tritunggal.

Di akhir refleksinya, Bapa Suci mengatakan misi keselamatan tercapai karena kesatuan Tritunggal. Kesatuan ini menghasilkan “komunikasi kekeluargaan” antara Bapa, Putra dan Roh Kudus. Manusia hanya bisa mengerti Tritunggal dalam penjelasan Allah adalah “satu keluarga” dari tiga pribadi yang saling mencintai. Artinya, misi Tritunggal tidak lain adalah misi keselamatan yang ditawarkan kepada manusia lewat semangat kekeluargaan. Maka manusia perlu meneladani keluarga Tritunggal dengan melihat sesama sebagai keluarga Allah. “Lewat baptisan, Roh Kudus telah ditempatkan di jantung kehidupan manusia, maka hendaknya manusia membangun relasi baik dengan Tritunggal,” tegas Bapa Suci seperti dilansir Radio Vatikan 22/5.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here