GERAKAN LITURGI TIMOR LESTE

282
Misa Pembukaan Pekan Liturgi Nasional di Timor Leste.
[Dok. Panitia]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comDalam Pekan Liturgi Nasional, tiga keuskupan di Timor Leste menghelat pertemuan membahas berbagai hal seputar liturgi sebagai kultus Gereja.

GEREJA Katolik Timor Leste menggelar Pekan Liturgi Nasional di Dili, Senin-Jumat, 18-22/7. Pekan liturgi ini bertujuan mengevaluasi kembali praktik kehidupan liturgi Gereja di Timor Leste.

Sedikitnya 471 peserta hadir. Mereka berasal dari tiga keuskupan yang ada di sana, yaitu Dili, Baucau dan Maliana. Acara ini dihadiri Uskup Dili, Mgr Virgilio do Carmo da Silva; Uskup Baucau, Mgr Basílio do Nascimento; dan Uskup Maliana, Mgr Norberto do Amaral. Para frater Seminari Tinggi St Petrus & Paulus, Dili mempersembahkan alunan musik Misericordis sicut Pater dalam acara pembukaan.

Kultus Gereja
Perhelatan ini bertajuk “Liturgia, Culto da Igreja em Timor Leste” (Liturgi, Kultus Gereja di Timor Leste). Tema ini ingin merangkum praktik liturgi sebagai kultus Gereja untuk mengungkapkan iman. Para peserta diajak untuk mengupas banyak hal, seperti Perayaan Sabda, pelayan liturgi, ordinaris dan extraordinaris, partisipasi umat, ibadat harian; musik liturgi, pakaian dan dekorasi liturgi, perayaan hari-hari besar di Timor Leste, dan merefleksikan liturgi sebagai pusat kehidupan.

Enam tokoh yang didaulat sebagai pembicara, yaitu Ketua Konferensi Para Uskup Timor Leste (Conferência Episcopal Timorense, CET), Mgr Basílio; Sekretaris Komisi Liturgi CET, Pater Yohanes Rusae; alumnus Universitas St Anselmo, Pater Nelson Freitas; Dosen Sakramentologi di Institut Filsafat-Teologi Fatumeta, Pater Germano Gusmão; Direktur Nasional untuk Karya Misi, Pater Mouzinho Lopes; dan Dosen Musik Liturgi di Institut Filsafat-Teologi Fatumeta, Pater Ildefonso.

Mandat Konsili
Dalam sambutannya, Mgr Basílio menegaskan, Gereja Katolik Timor Leste perlu belajar dan berdiskusi bersama guna mengimplementasikan mandat Konsili Vatikan II. “Tujuannya, supaya kita bisa mendapat rahmat dan kemuliaan surgawi, bukan hanya di surga, tapi mulai di dunia ini,” ujar mantan Administrator Apostolik Dili ini.

Sementara Pater Rusae mengulas tema “Liturgi adalah Kultus Gereja”. Ia menyimpulkan, liturgi memiliki kesamaan dengan kultus. Keduanya merupakan pengungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi. Seperti kultus, demikian pun liturgi adalah bagian yang tak terpisahkan dari Gereja. Keistimewaan kultus Gereja ini terletak pada penetapannya yang langsung oleh Kristus. Adalah tanggungjawab semua umat beriman untuk memelihara kultus ini.

Pertemuan itu mengelaborasi aneka pengalaman para peserta, terutama soal keseragaman dan ketidakseragaman, kebenaran dan ketidakbenaran dari praktik kultus dan liturgi yang selama ini berlangsung di Timor Leste. “Harapannya, umat dan para pelayan Gereja sadar bahwa Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya, terutama dalam kegiatan-kegiatan kultus. Ia hadir sedemikian rupa dalam perayaan itu, sehingga Ia sendirilah yang bertindak sebagai subyek kultus (SC no.7),” demikian Pater Rusae.

Yusti H.Wuarmanuk
Laporan: Pater Bento Barros Pereira (Direktur Komsos Dili, Radio Timor Kmanek, Mingguan Diosis Dili dan Pusat Televisi Diosis Dili)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here